JAKARTA, iNewsKarawang.id - Seiring rencana hadirnya kacang bersubsidi tahap dua yang akan dilakukan pemerintah, Yudi berharap pemerintah bersikap adil dan bijak. membuat resah pengrajin tahu tempe Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Tidak hanya pengrajin, pedagang kacang kedelai pun turut cemas. Salah satu pengrajin tempe di Kecamatan Tarogong Kidul, Ujang, menuturkan pemberian kacang bersubsidi tidak tepat sasaran.
"Pemberian subsidi kacang kedelai yang diberikan pemerintah melalui Bulog, dinilai tidak adil. “Kadang kacang bersubsidi habis oleh pembeli dengan modal besar, sementara kami kerap tidak kepagian jatah,” katanya.
Pemberian subsidi kacang kedelai sejatinya membantu kalangan pengrajin tempe-tahu. Namun dalam prakteknya program itu tidak sepenuhnya sukses menjangkau seluruh pengrajin.
“Terkadang kami harus daftar dulu menjadi anggota Kopti kalau mau mendapatkan kacang, belum lagi harus iuran bulanan, jelas ini merugikan kami,” ujar dia.
Hal senada disampaikan Wawan, pengrajin tempe Kecamatan Karangpawitan. Menurutnya, kacang kedelai bersubsidi lebih banyak dinikmati pengrajin dengan modal besar.
“Akhirnya kami kembali menggunakan kacang non subsidi walaupun harga lebih mahal, tapi kualitas terjaga,” ucap Wawan.
Selain pengrajin, rencana hadirnya kacang bersubsidi jilid dua yang akan digelontorkan September ini, membuat pedagang kacang kedelai non subsidi meradang.
“Kalau pemberiannya merata tidak hanya melalui Kopti (Koperasi tempe tahu Indonesia) silahkan, tetapi kalau hanya satu korporasi jelas buat kami sebuah ancaman,” ujar Yudi Hendrayana, salah satu pedagang kacang kedelai di Pasar Induk Ciawitali Garut.
Sementara itu, Wawan Dalia, salah satu agen kacang kedelai Garut mengungkapkan, hadirnya kedelai bersubsidi tahap dua jelas menjadi ancaman bagi pedagang swasta, jika pemberikan kacang bersubsidi hanya menggunakan satu jalur via koperasi.
“Harusnya penjual di luar Kopti juga harusya dapat (menjual) kacang subsidi, atau lewat importir biar bisa merata ke semua penjual,” kata Wawan.
Untuk diketahui, guna menghidupkan pertumbuhan ekonomi setelah pandemi Covid-19, pemerintah via Bulog menggelontorkan subsidi kedelai hingga Rp850 miliar kepada pengrajin tempe-tahu, selama 4 bulan terhitung April-Juli lalu.
Namun dalam prakteknya, suntikan program subsidi itu justru menimbulkan keresahan kalangan perajin tahu dan tempe, termasuk pedang kacang kedelai.
Editor : Faizol Yuhri