JAKARTA, iNews.id - Bercermin merupakan cara orang untuk melihat penampilan dirinya sudah pantas dilihat atau enak dipandang baik saat bepergian ataupun berada di rumah. Namun, Muslim jangan lupa untuk berdoa saat bercermin agar dijauhkan dari sifat takabur atau menyombongkan diri dengan merasa dirinya paling bagus, cantik dan paling sempurna.
Doa bercermin dibaca dengan harapan agar penampilan seseorang bisa sesuai dengan akhlak atau kepribadiannya serta dijauhkan dari sifat sombong.
Berikut doa bercermin sesuai sunah Rasulullah SAW:
اَللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِيْ فَحَسِّنْ خُلُقِيْ
latin: Allaahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii.
Artinya, “Wahai Tuhanku, sebagaimana telah Kaubaguskan kejadianku, maka baguskanlah perangaiku,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).
Doa lain yang bisa dibaca saat bercermin yakni:
اَلْحَمْدُ ِللهِ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِىْ فَحَسِّـنْ خُلُقِىْ
latin: Alhamdulillaahi kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii
Artinya: “Segala puji bagi Allah, baguskanlah budi pekertiku sebagaimana Engkau telah membaguskan rupa wajahku”.
Doa lain ketika bercermin dan memakai pakaian atau perhiasan baru sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Nabi SAW bersabda: Barang siapa memakai pakaian baru dan di saat memakainya hingga sampai pada tenggorokannya ia mengucapkan doa berikut,
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi saya pakaian untuk menutupi aurat saya dan untuk memperindah penampilan dalam hidup saya," kemudian ia menuju ke pakaian bekasnya dan menyedekahkannya, maka ia berada di dalam jaminan Allah dan berada di sisi Allah serta berada di dalam pemeliharaan Allah selama hidup dan mati(nya).
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ubaid, telah menceritakan kepada kami Mukhtar ibnu Nafi’, dari Abu Matar, bahwa ia melihat Ali r.a. mendatangi seorang penjual kain, kemudian ia membeli sebuah baju gamis darinya dengan harga tiga dirham. Lalu ia memakainya di antara persendian tangan dan kedua mata kakinya. Ketika memakainya, ia mengucapkan doa berikut:
"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rezeki pakaian kepadaku untuk memperindah penampilanku di kalangan manusia dan untuk menutupi auratku. Ketika ditanyakan kepadanya, "Apakah doa ini darimu sendiri, ataukah engkau riwayatkan dari Nabi Saw.?" Ali r.a. menjawab bahwa doa itu ia dengar dari Rasulullah Saw yang membacakannya di saat memakai jubah, yaitu:
"Segala puji bagi Allah yang telah memberiku rezeki berupa perhiasan untuk memperindah penampilan diriku di kalangan orang-orang lain dan untuk menutupi auratku". (Hadis riwayat Imam Ahmad).
Bercermin atau berhias agar penampilannya bagus memang dianjurkan karena Allah pun menyukai yang indah-indah.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." (HR. Muslim) [No. 91 Syarh Shahih Muslim] Shahih.
Semua perhiasan dan pakaian yang dikenakan seseorang pada hakikatnya adalah rezeki dari Allah SWT. Pakaian dan perhiasan itu sejatinya sarana meraih ketakwaan dan dari pakaian itu tersirat kekuasaan Allah agar manusia selalu mengingat-Nya.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
يَا بَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْاٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
Artinya: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa tulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat". (QS. Surat Al A'raf: 26)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan dari Ibnu Abbas bahwa Allah SWT menyebutkan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, antara lain Dia telah menjadikan untuk mereka pakaian dan perhiasan. Pakaian untuk menutupi aurat, sedangkan perhiasan untuk memperindah penampilan lahiriah.
Namun sebaik-baik pakaian adalah iman. Sebab, kelak di akhirat nanti tiap manusia akan dikenakan selendang (pakaian). Jika ada iman di hatinya maka akan dipakaikan pakaian yang baik. Begitu juga sebaliknya, jika tidak ada iman di hatinya atau dalam hatinya memendam sesuatu yang tidak baik makan akan dikenakan pakaian yang buruk. Na'udzubillahi min dzaalik.
Wallahu A'lam.
Editor : Faizol Yuhri