Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir, setelah sebelumnya mengimpor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya.
Presiden Joko Widodo menyatakan hal itu dalam Rapat Kerja Nasional V Projo, dikutip dari akun YouTube Palti West.
Capaian tersebut kata Jokowi dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas petani beras di dalam negeri.
"Yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," paparnya.
Berikut fakta Indonesia sudah 3 tahun tidak impor beras yang dirangkum di Jakarta, Minggu (21/8/2022).
1. Masih Mengimpor Beras Khusus
Kendati demikian, Jokowi mengakui, Indonesia memang masih mengimpor beras-beras khusus dari luar negeri, misalnya beras khas Jepang, Korea, dan India untuk konsumsi warga negara tersebut di Indonesia.
"Meskipun ada impor, kecil, tapi itu beras-beras khusus," ujar mantan wali kota Solo tersebut.
2. Harga Beras Berada di Bawah Rata-Rata
Jokowi melanjutkan, harga beras di Indonesia juga berada di bawah rata-rata, yakni Rp10.700 per kilogram.
Ia membandingkan dengan harga beras di Korea Selatan sebesar Rp 53.000 per kilogram, Rp52.000 kilogram di Amerika Serikat, dan Rp18.000 per kilogram di Filipina.
"Ini yang harus kita syukuri dan kita sudah 3 tahun ini tidak impor, yang namanya beras tidak impor sama sekali sudah tiga tahun," kata Jokowi.
3. Swasembada Beras Akan Segera Tercapai
Presiden Jokowi menekankan agar jajarannya tidak hanya berfokus pada satu jenis pangan saja yaitu beras.
Dia mendorong agar tanaman pangan lain seperti sagu, sorgum, porang, jagung, hingga ketela pohon untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan produksinya.
"Saya yakin, karena kita sudah tiga tahun ini tidak impor beras, saya yakin swasembada beras kita akan segera kita capai," tegasnya
4. Waspada dan Memastikan Ketersediaan Pangan Aman
Menurut Jokowi, saat ini dunia sedang mengalami kekurangan pangan di mana-mana.
Oleh sebab itu, dia meminta semua pihak agar waspada dan memastikan agar ketersediaan pangan Indonesia berada pada kondisi yang aman.
Dalam peninjauannya di BBPadi, Presiden Jokowi antara lain melihat gudang plasma nutfah yang menyimpan berbagai koleksi dan konservasi plasma nutfah tanaman padi.
Presiden melihat bahwa BBPadi telah menyiapkan varietas-varietas unggul serta menemukan varietas-varietas.
"Kita lihat tadi yang banyak ditanam oleh masyarakat memang Inpari 32 dan Inpari 42 dan juga varietas-varietas yang lainnya," imbuhnya.
5. Dapat Penghargaan Internasional
Indonesia mendapat penghargaan dari pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI). Penghargaan diberikan karena Indonesia selama tiga tahun mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut.
Deputi Ill Kepala Staf Presiden Panutan S Sulendrakusuma mengatakan penghargaan ini sebagai pengakuan dari kerja keras para petani Indonesia.
"Jadi ini adalah salah satu apresiasi yang datang dan lembaga internasional yang sangat bergengsi memberikan apresiasi yang diutamakan kepada para petani kita," ujar Sulendrakusuma dalam acara Market Review IDX Channel, Jumat (19/8/2022).
Lanjut dia menjelaskan, pencapaian ini selain berkat kerja keras para petani, namun juga dari aspek pemerintah dan stakeholder.
Adapun upaya dari pemerintah dan stakeholder yaitu fokus mengembangkan infrastruktur, varietas unggul atau benih unggul, dan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.
"Jadi kami sangat bersyukur bahwa kerja keras seluruh elemen bangsa mulai dari petani, pemerintah, dan stakeholder yang lain ternyata membuahkan hasil dan dibuktikan dengan apresiasi dari IRRI," ungkap Sulendrakusuma.
Editor : Boby