get app
inews
Aa Read Next : Ekonomi Mau Cepet Pulih? Percepat Dana PEN

Demi Harga Pertalite Rp7.650/Liter Subsidi Rp502 Triliun Digelontorkan, Ini Alasannya

Minggu, 21 Agustus 2022 | 11:48 WIB
header img
Subsidi BBM bengkak hingga Rp507 Triliun. (Foto: Okezone)

Sebagaimana diketahui anggaran Subsidi BBM dalam APBN kini mencapai Rp502 triliun. Anggaran subsidi BBM itu membengkak dari sebelumnya sebesar Rp170 triliun.

Namun agar harga BBM tak melambung yang dirangkum di Jakarta, Minggu (21/8/2022).

Berikut fakta, ini alasan Presiden Jokowi kucurkan subsidi Rp502 triliun.

1. Tak Ada Negara Lain yang Sanggup Tanggung Beban Subsidi BBM Sebesar Itu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bahwa tidak ada negara selain Indonesia yang sanggup menanggung beban subsidi BBM sebesar itu.

"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM itu sudah sangat terlalu besar, dari Rp170-an (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun," kata Jokowi dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka seperti dikutip YouTube Setpres, Selasa, (2/8/2022).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, negara lain tak akan mampu memberi subsidi BBM sebanyak itu.

"Negara mana pun enggak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi sekali lagi, Alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini," katanya.

2. Harga BBM Masih Terkontrol

Presiden lalu membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lainnya. Saat ini harga bensin di negara lain sudah ada yang menembus angka Rp31.000-32.000 per liter.

Namun, di Indonesia, harga Pertalite masih ditahan di Rp7.650 karena disubsidi pemerintah.

"Selain subsidi energi, pemerintah juga tetap memberikan subsidi pangan untuk menahan kenaikan harga pangan di domestik karena tekanan di rantai pasok pasar global. Di negara lain (harga) sudah naik 30%, 40%, 50% naik. Karena apa? mereka yang makan gandum, baik di Asia, Afrika, Eropa, sekarang berada di posisi yang sangat sulit, sudah mahal, barangnya tak ada," kata Jokowi.

3. Alasan Berikan Subsidi

Presiden menjelaskan bahwa pemerintah tetap memberikan subsidi agar harga energi dan pangan tetap terjangkau di pasar dalam negeri walau ada gejolak pada produksi dan distribusi pangan dan energi di pasar global karena perang Rusia dan Ukraina.

"Baru akan melakukan pemulihan (dari pandemi Covid-19), tapi muncul sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina, sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi menyulitkan semua negara," ucap Jokowi.

"Hampir semua negara pada posisi yang sangat sulit," tambahnya.

4. Agar Harga BBM Tak Melambung Tinggi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan listrik sebesar Rp502 triliun di tahun 2022.

Pemberian subsidi ini karena sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga mencatatkan surplus Rp106 triliun.

"Agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Menurut Jokowi, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.

"Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7%. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%," kata Jokowi

Editor : Boby

Follow Berita iNews Karawang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut