Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat marah besar karena pengusutan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terkesan lambat.
Mahfud menjelaskan, sebelum rapat dengan presiden, ia bertemu Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung untuk mengetahui arah Presiden Jokowi dalam kasus ini.
Saat itu, kata Mahfud, Pramono Anung mengatakan Jokowi dengan tegas meminta kasus dibuka secara terang-benderang.
"Wuhhh tegas Pak, yakin saya, Pak Presiden marah betul dan kenapa lama (penyelesaiannya)'," kata Mahfud menirukan Pramono Anung saat bertemu dengannya saat diwawancarai Ahmad Faizal melalui kanal youtubenya.
Setelah komunikasi dengan Pramono Anung tersebut, Mahfud mengungkap ada rapat bersama Presiden Jokowi. Saat itu, kata Mahfud, presiden meminta kasus tewasnya Brigadir J cepat diselesaikan supaya tidak menimbulkan isu macam-macam.
"Terus ada rapat lagi, saya ketemu presiden, diarahkan itu supaya jangan menimbulkan isu yang macem-macem, supaya cepat diselesaikan, jangan ada yang ditutupi," katanya.
Ketegasan Jokowi, kata Mahfud, berlanjut kepada pemanggilan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar kasus diselesaikan dengan cepat.
"Presiden manggil Kapolri diberitahu supaya diselesaikan, setelah Kapolri baru saya, jadi terpisah," ucapnya.
Editor : Boby