1.945 Bencana Alam Terjadi Sepanjang 2022, Didominasi Cuaca Ekstrem

JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, 1.945 peristiwa bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang periode 1 Januari hingga 2 Juli 2022.

"Sampai 2 Juli 2022 tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 1.945 kejadian," tulis laporan BNBP melalui akun twitternya @BNPB_Indonesia, dikutip Senin (4/7/2022).

Baca Juga

4 Kecamatan di  Karawang Dikepung Banjir,  2.298 Jiwa Butuh Bantuan Segera

Kejadian bencana alam yang mendominasi adalah cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor. Rinciannya, bencana banjir terjadi sebanyak 756 kali, tanah longsor 377 kali, dan cuaca ektrem 694 kali.

Sementara itu gempa bumi terjadi sebanyak 12 kali, kebakaran hutan dan lahan 94 kali serta gelombang pasang dan abrasi 11 kali.

"Dari dampak bencana alam tersebut menimbulkan korban meninggal dunia 104 jiwa, hilang 15 jiwa, 692 luka-luka dan terdampak dan mengungsi 2.433.952 jiwa," tutup laporan itu.

Baca Juga

BNPB Tinjau Lokasi Banjir Karangliagar, Begini Komentarnya

Sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan tren bencana alam pada 2022 ini merupakan hidrometeorologi basah dan terjadi hampir di seluruh pulau yang ada Indonesia.

"Dominannya di 2021 kita hidrometeorologi basah sehingga ini menjadi perhatian kita karena tren ini juga kemudian terjadi di 2022," jelasnya dalam konferensi pers, beberapa waktu lalu.

Untuk itu, pihaknya telah memetakan tujuh provinsi yang paling sering terjadi bencana alam hidrometeorologi basah. Ketujuh provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Baca Juga

BNPB Beri Bantuan Dana Rp11,5 Miliar untuk Penanganan  Banjir Lahar Dingin di Lumanjang

Untuk itu, BNPB mengimbau bagi pemerintah daerah di tujuh provinsi tersebut agar benar-benar memerhatikan kondisi lingkungannya untuk dibenahi secara kolektif.

"Kami meminta untuk melihat kembali kondisi lingkungan, kondisi sungai, kondisi alam pegunungan yang selama ini menjadi daerah tangkapan air daerah resapan air, kondisi daerah sepanjang aliran sungai yang mungkin selama ini terjadi penyempitan terjadi pendangkalan itu harus benar-benar kita benahi bersama selanjutnya," tuturnya.

Editor : Faizol Yuhri