Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Rima Prama Artha memperkirakan inflasi pada bulan Juni 2022 sebesar 0,36% mom, atau secara tahunan 4,09% yoy.
Rima menjelaskan, peningkatan ini didorong oleh peningkatan harga pangan, terutama cabai, bawang, dan telur.
"Peningkatan harga pangan ini kemudian membawa inflasi harga bergejolak untuk bergerak di kisaran 2,44% mom dan secara tahunan mencapai hampir 10% yoy atau di level 9,99% yoy,"jelasnya, dikutip Kamis (30/6/2022).
Menurut Rima, untuk komponen inti, diperkirakan akan mencetak deflasi 0,03% mom, meski secara tahunan naik 2,40% yoy. Sedangkan harga diatur pemerintah diramal mengalami deflasi 0,36% mom meski secara tahunan naik 4,67% yoy.
Selain itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, tingkat inflasi pada bulan Juni 2022 sebesar 0,52% mom atau secara tahunan di angkat 4,26% yoy.
Selain peningkatan harga pangan, David mengatakan peningkatan inflasi pada bulan laporan juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang kemudian menyundut imported inflation. Namun begitu, David meyakini pengaruhnya masih sedikit.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Juni pada Jumat (1/7/2022). Sepanjang periode Juni 2017-Mei 2022, Indonesia juga tidak pernah mencatatkan inflasi tahunan di atas 4%. Pada Mei 2022, inflasi tahunan hanya tercatat 3,55%.
Menurut BI, komoditas penyumbang inflasi masih didominasi bahan makanan dan bumbu-bumbuan seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, tomat, kangkung, dan bayam.
Inflasi Juni 2022 diprediksi mencapai 0,44% (mom) atau meningkat dibandingkan Mei 2022. Inflasi secara tahunan (year on year/yoy) juga diperkirakan melonjak.
Adapun inflasi umum tahunan pada bulan Juni 2022 diprediksi sudah melampaui batas atas kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% yoy.
Editor : Boby