KARAWANG, iNews.id - SMAN 3 Karawang membuka kuota 360 kursi untuk calon siswa dalam PPDB (penerimaan peserta didik baru) tahun 2022/2023. PPDB sendiri akan dimulai tanggal 6 Juni 2022.
360 kursi ini dibagi dalam 10 rombel (rombongan belajar). Tahap pertama PPDB dibuka dari 6 Juni sampai 10 Juni 2022. Tahap kedua mulai dari 23 Juni 2022 sampai 30 Juni 2022.
Panitia PPDB SMAN 3 Karawang, Nurdin Sidik mengatakan, tahap pertama dibuka untuk kuota 180 kursi. Tahap kedua 180 kursi.
"Untuk tahap pertama itu 180 kursi yang dibagi menjadi jalur afirmasi KETM 20 persen, perpindahan tugas orangtua 5 persen, prestasi rapot 14 persen, prestasi kejuaraan 11 persen. Dan untuk tahap kedua ada 180 kursi untuk jalur zonasi sebanyak 50 persen," jelasnya saat ditemui langsung oleh reporter iNewskarawang.id di sekolah, Selasa (31/5/2022).
Lanjutnya, untuk pendaftaran dapat melalui website resmi PPDB Jabar di ppdb.disdik.jabarprov.go.id dan untuk peserta yang mendaftar ke SMAN 3 Karawang hasilnya nanti dapat dilihat website resmi di sman3krw.sch.id/ppdb.
Selain itu, Ia juga menyampaikan bahwa guna menunjang visi dan misi sekolah, SMAN 3 Karawang sendiri memiliki kuota untuk peserta didik yang hafiz Al-Qur'an.
"Sebanyak enam sampai delapan orang, kuota hafiz Al-Qur'an itu ada di jalur prestasi," ungkapnya.
Tidak hanya itu, guna mempermudah peserta dalam proses pendaftaran nanti, pihaknya juga akan menyediakan beberapa komputer untuk digunakan oleh peserta.
"Jadi jika merasa kesulitan atau terkendala sesuatu dalam proses pendaftaran, peserta dapat langsung datang ke sekolah agar kita bantu dampingi saat pengisian formulir pendaftaran serta dapat juga menggunakan fasilitas yang telah kita sediakan," ujarnya.
Kemudian, Ia juga mengimbau kepada orangtua murid yang ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah jenjang selanjutnya agar tidak memaksakan anak untuk masuk ke sekolah yang memang kurang diminati oleh sang anak.
"Jangan paksakan, orangtua juga harus mempertimbangkan keinginan dan kemampuan anak tersebut, jangan terlalu menekankan harus ke sekolah ini atau itu, karena sekolah itu sama saja, kasihan anaknya jika dipaksa masuk ke sekolah yang memang tidak sesuai dengan kemampuan serta minatnya," pungkasnya.
Editor : Faizol Yuhri
Artikel Terkait