Di persepakbolaan Eropa, transfer pemain sepak bola dihargai dengan biaya ratusan hingga miliaran rupiah.
Tapi beda halnya di Indonesia. Sebanyak 4 Transfer unik di sepak bola Indonesia yang bikin geleng-geleng kepala menarik untuk dibahas.
Tak heran berita mengenai transfer pemain sepak bola selalu menjadi bahasan yang menarik.
Berikut 4 Transfer Unik di Sepak Bola Indonesia yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
1. Transfer Rp100 Indriyanto Nugroho
Sosok Indriyanto Nugroho tentu tidak asing bagi Anda pecinta sepak bola era 90-an hingga 2000-an. Sebab, pemain yang biasa mentas sebagai penyerang ini memiliki karier yang cukup cemerlang di dunia sepak bola.
Namun, di balik karier yang gemilang, ia pernah dibeli senilai Rp100 atau seratus perak oleh Pelita Jaya! Hal itu terjadi lantaran Arseto Solo, selaku klub Indriyanto saat itu kesal karena Indriyanto ingin minggat ke Pelita Jaya.
2. Transfer Sandi Sute
Kisah batal pindahnya Sandi Sute ke Kalteng Putra sempat menjadi buah bibir. Sebab, ia batal gabung Kalteng Putra meski sudah diperkenalkan di media sosial klub pada 2019.
Penyebabnya karena Sandi Sute masih terikat kontrak dengan Persija Jakarta selama satu tahun. Kini, Sandi Sute mentas bersama klub promosi di Liga 1 2022-2023, Persis Solo.
3. Transfer Bodong Agu Casmir
Persija Jakarta sempat mengalami insiden transfer bodong saat merekrut Agu Casmir pada 2006. Kala itu, Agu Casmir kabur setelah menerima uang muka dari Persija Jakarta sebesar Rp186 juta.
Namun, semuanya berujung damai setelah penyerang Timnas Singapura itu mengembalikan Rp186 juta ke Persija Jakarta. Selang empat tahun, Agu Casmir akhirnya gabung Persija Jakarta dan mengoleksi Sembilan gol dari 21 penampilan di Liga Indonesia 2010-2011.
4. Bambang Nurdiansyah yang Dibayar dengan Tanah
Bambang Nurdiansyah memiliki kisah transfer yang unik, namun bukan sebagai pemain melainkan saat berstatus sebagai pelatih. Ketika menjadi pelatih PSIS Semarang pada 2008, Bambang Nurdiansyah ternyata ditebus dengan sebidang tanah dan juga sebuah mobil.
Bambang Nurdiansyah bersedia tak dibayar uang karena untuk menjaga relasinya dengan CEO PSIS Semarang saat ini, Yoyok Sukawi. Sebelumnya, Banur –sapaan akrab Bambang– mengantarkan PSIS Semarang juara ketiga di Liga Indonesia 2005.
Editor : Boby
Artikel Terkait