Saat ini, aktivitas dipindahkan ke sebuah gedung laboratorium baru. Meski demikian, Intan mengakui kondisi fasilitas itu masih jauh dari ideal untuk menunjang pelayanan.
“Kami sudah tiga kali mengajukan permohonan bantuan perbaikan kantor. Tapi waktu itu terhalang pandemi covid, hingga sekarang belum ada realisasi,” ungkapnya.
Padahal, keberadaan kantor representatif bukan sekadar soal kenyamanan kerja, melainkan kebutuhan vital untuk mendukung koordinasi dengan para petani dan penyuluh lapangan.
“Kami berharap ada perhatian serius dari Kementerian Pertanian maupun Dinas Pertanian Karawang. Kantor yang layak akan sangat membantu agar pelayanan bisa berjalan maksimal,” tegas Intan.
Kini, meski tanpa kantor tetap, para penyuluh pertanian Karawang Timur tetap berkomitmen mendampingi petani di lapangan. Dengan segala keterbatasan, mereka terus memastikan program pertanian tetap berjalan, meski harus hidup berpindah layaknya “pengembara” di tengah ladang hijau Karawang.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait