BANDUNG, iNEWSKarawang.id – Momen luar biasa tercipta di Stadion Olahraga Arcamanik, Bandung, saat ribuan anak dan generasi muda Jawa Barat berhasil memecahkan Rekor Dunia Museum Rekor Indonesia (MURI).
Dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Kebaya Nasional 2025, sebanyak 12.000 peserta mengikuti kegiatan bertema Ulinpiade, yang memadukan pelestarian permainan tradisional dan budaya busana kebaya.
Kegiatan ini digagas oleh Bunda Milenial, DP3AKB Jabar, APSAI Jabar, FAD Jabar, KPOTI, serta komunitas Sekar Ayu Jiwanta. Peserta terdiri dari Generasi Alpha, Z, hingga Milenial, dengan rentang usia 5 hingga 41 tahun.
Dua rekor berhasil dicetak sekaligus 'Permainan Tradisional secara Serentak dengan Peserta Perempuan Terbanyak Mengenakan Busana Kebaya.'
Selain parade kebaya dan permainan tradisional seperti Oray-orayan, Perepet Jengkol, Kakapalan, Ucing-Ucingan, hingga Cingciripit, acara juga dimeriahkan oleh pertunjukan angklung dari Angklung Indonesia Raya, tari jaipongan, nyanyian anak-anak, serta berbagai lomba yang memperebutkan Piala Gubernur Jawa Barat.
“Tujuannya bukan hanya rekor, tapi mendorong generasi muda mencintai budaya. Kebaya adalah warisan tak benda yang sudah diakui UNESCO. Kini kami mendorong kebaya menjadi alternatif seragam sekolah adat,” ungkap Sisca Rumondor, Ketua Umum Bunda Milenial.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk BPIP yang membagikan alat permainan tradisional, acara ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan dengan semangat kolaborasi dan keterlibatan generasi muda.
“Rekor ini bukan sekadar capaian angka, tapi gerakan budaya. Mari terus hidupkan kebaya dan kaulinan bareng generasi masa depan,” tutup Sisca Rumondor.
Emi Wiranto, Pembina Sekar Ayu Jiwanta menambahkan bahwa pewarisan budaya harus dimulai sejak dini.
"Kita tanamkan kebanggaan terhadap kebaya dan budaya lokal sejak anak-anak,” timpalnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, yang hadir membuka acara, menekankan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam membimbing anak-anak di era digital.
Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, mengapresiasi pelaksanaan HAN 2025 yang untuk pertama kalinya digelar serentak di seluruh sekolah, tidak terpusat di satu lokasi
Direktur Utama MURI, Aylawati Sarwono, menyebut kegiatan ini belum pernah terjadi di negara mana pun, sehingga diberikan predikat Rekor Dunia.
"Ini kali pertama dan diharapkan dengan muri ini bisa mengangkat nilai serta memperkenalkan pakaian tradisional dan permainan tradisional ditengah era digital," katanya
Kepala DP3AKB Jawa Barat, Siska Gerfianti, berharap momentum ini bisa memperkuat kesadaran anak terhadap budaya lokal.
“Kami ingin kebaya dikenakan bukan hanya saat perayaan, tapi jadi bagian dari keseharian, seperti yang sudah diterapkan di sekolah-sekolah Jawa Barat setiap Kamis Nyunda,” tukasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait