KARAWANG, iNews.id - Seluas 350 hektar sawah mengalami kekeringan di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar. Puluhan petani mengeluh kesulitan mendapatkan air.
Petani Pusakajaya Utara, H Tono mengungkapkan masalah kurangnya pasokan air ke saluran air yang mengaliri ratusan hektar di Desa Pusakajaya Utara menjadi masalah setiap tahunnya dan tidak kunjung ada solusi dari pihak pemerintah.
"Dari tahun 2010 kejadian seperti ini sering dialami oleh Petani Pusakajaya Utara, kalau waktu jaman Bupati Pak Dasim, yang dari depan itu bisa disetop, kalau sekarang ga ada penyetopan tanam, kami yang di ujung ini ga bisa tanam, karena airnya berebut," kata Tono kepada wartawan, Selasa, (29/3).
Tono juga menambahkan jika tidak ada hujan dari 400 hektar sawah hanya bisa 50 hektar yang bisa digarap.
"Ini baru musim ini bisa tanam, kalau ga ada hujan dari 400 hektar cuma 50 hektar yang bisa digarap, sisanya yang 350 hektar gagal karena kekeringan," ujarnya.
Kemudian, selain kurangnya pasokan air dari hulu, sampah-sampah yang dibabat oleh pihak pengairan tidak diangkut ke daratan.
"Tolong itu sampah-sampah yang di ada di kali Karangjati itu jangan dibabat terus dibiarkan saja, harusnya diangkat ke pinggiran kali, saya setiap tahun itu kerjabakti kadang-kadang habis 3 juta sampai 5 juta, karenanya menyadari, posisi kita ada dibelakang, kalau dibiarkan macet oleh sampah jelas menghambat laju air," jelasnya.
Ia juga berharap ada solusi konkrit dari pihak pemerintah dan PJT, karena masalah kekeringan ini sudah terjadi setiap tahunnya.
"Kata PPL harus 4 kali masa tanam dalam setahun, boro-boro bisa 4 kali, satu kali aja belum tentu berhasil panen, tolonglah ke Pemkab bantu agar petani di Pusakajaya Utara bisa bertani dan memanen sawahnya, gara-gara susah nya air, kemarin juga ada yang ribut petani dengan petani berbuat air, sampai ada yang bawa golok segala," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Desa Pusakajaya Utara, Mamad Sujana mengungkapkan bahwa pihaknya telah memfasilitasi warga beretemu langsung dengan pihak PJT Rengasdengklok agar pihak PJT mengetahui langsung keluhan warga.
"Udah kami fasilitasi biar para petani langsung mengungkapkan keluh kesahnya langsung ke pihak pengairan, karena memang masalah ini sering terjadi setiap tahunnya," ujarnya.
Untuk itu, dirinya berharap, Pemkab Karawang bisa turun langsung mencarikan solusi konkret agar para petani bisa menanam padi sampai berhasil memanennya.
"Tolonglah bantu petani kami, jangan yang enak yang ada di bagian hulu saja, kami juga ingin bisa tanam padi setahun 3 kali tanpa kesulitan mendapatkan air," tutupnya.
Editor : Boby
Artikel Terkait