JAKARTA, iNewskarawang.id - Usai peristiwa Woyla pada 28 Maret 1981 atau 41 tahun silam, nama Korps Baret Merah Kopassus semakin dikenal di mancanegara.
Korps Baret Merah Kopassus ketika itu berhasil menumpas aksi terorisme yang dilakukan kelompok Komando Jihad yang nekat membajak pesawat komersial milik negara, Garuda Indonesia.
Salah satu anggota Kopassus yang ikut dalam Operasi Woyla adalah Letjen TNI (Purn) Kuntara. Lahir dari orangtua keturunan Tionghoa, Kuntara merupakan Arbituren Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1963.
Kala itu, Presiden Suharto memanggil Kapusintelstrat, L.B. Murdani ke Cendana. L.B. Murdani pun memerintahkan Asisten Operasi Kopassandha, Letkol Sintong Pandjaitan untuk membuat rencana operasi pembebasan dengan 35 personel.
Adapun beberapa perwira berpengalaman seperti A.M. Hendropriyono, Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto sedang tidak ada di tempat. Hendropriyono sedang mengikuti latihan gabungan ABRI di Maluku. Sedangkan Luhut Pandjaitan dan Prabowo sedang menjalani pendidikan di Jerman Barat bersama GSG-9 (pasukan khusus Jerman).
Sintong pun tinggal di asrama karena kakinya tengah cedera usai latihan Mobile Training Team (MTT) dari Pasukan Khusus Amerika Serikat di Cijantung, pada awal 1981.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait