Mualaf Pedersen Iman Paling Terkemuka di Denmark yang Memiliki Perjalanan Hidup Panjang

Novie Fauziah/ Boby
Kisah mualaf Pedersen imam paling terkemuka di Denmark. (Foto: YouTube Ape Astronaut)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Seorang imam paling terkemuka di Denmark bernama Abdul Wahid Pedersen.Ia merupakan seorang mualaf yang memiliki perjalanan hidup panjang, dan kini menjadi seorang Muslim taat.

Pedersen mendapat hidayah Islam saat melihat teman-temannya yang Muslim sedang Sholat Subuh.

Ia lahir di Swedia pada tahun 1954 dengan nama Reino Arild Pedersen. Setelah menjadi mualaf, namanya diganti menjadi lebih Islami.

Pedersen lahir dan dibesarkan di keluarga non-Muslim, bahkan lingkungannya sangat kental dengan keyakinannya itu yang terdahulu.

Namun saat memasuki usia remaja, yaitu 16 tahun, ia malah mempertanyakan tentang agamanya sendiri dan merasa tidak yakin.

"Apakah saya benar-benar pemeluk non-Islam karena kepercayaan atau warisan. Hal itu membuat saya meninggalkan agama tersebut," kata Pedersen seperti dikutip dari kanal YouTube Ape Astronaut.

Ia juga bertanya-tanya, apakah ada kehidupan setelah kematian. Lalu mempertanyakan keberadaan dan kebenaran adanya Tuhan.

Saat usianya menginjak 21 tahun, Pedersen mulai berkelana mengelilingi dunia. Mulai Benua Eropa, Afrika, hingga Asia Tenggara hampir semua dijelajahi. Bakan dalam pencariannya itu, ia sempat memeluk agama lain.

"Saya pun tahu bahwa saat itu saya telah mencoba segalanya. Saya telah menjelajahi separuh dunia dan mencari segala cara untuk memungkinkan. Dan hanya ada satu tempat tersisa, yaitu Tuhan itu sendiri," terangnya.

Kemudian ia berdoa kepada Tuhan, walaupun dirinya belum mengenal Tuhan mana yang dimohon. Pedersen hanya meminta petunjuk, jika Tuhan itu benar ada, maka ia meminta dibukakan pintu serta jalan keluarnya.

"Akhirnya Allah mengirimku kepada sekelompok Muslim di sini, di Kopenhagen. Waktu itu aku tinggal di wilayah Denmark yang sama sekali berbeda," ujarnya. 

Kemudian Pedersen diajak oleh kelompok Muslim itu untuk berkelana ke Gurun Sahara. Salah seorang di antaranya adalah mualaf yang kembali pada Islam sejak 1977. Namanya adalah Abdallah Joen Tocstro, berasal dari kota yang sama dengannya.

Pedersen pun mengiyakan ajakan kelompok Muslim tersebut. Namun, ia mengatakan tidak tertarik dengan Islam.

Tapi apa yang terjadi malah sebaliknya. Dirinya malah tertampar dan tersadar saat kawan-kawannya itu bangun saat pukul 02.00–03.00 dini hari, lalu dilanjutkan dengan Sholat Subuh.

"Melihat mereka bangun untuk sholat seperti sebuah tamparan di wajahku," katanya.

Wallahu a'lam bisshawab. 

Editor : Frizky Wibisono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network