JAKARTA, iNewsKarawang.id - Mengenali anak untuk berpuasa sejak dini memang baik, meskipun ada tantangan-tantangan tertentu yang perlu diatasi. Pastikan juga agar nutrisi yang dibutuhkan terpenuhi selama berpuasa.
Memberikan pendidikan agama kepada anak sedini mungkin, termasuk dalam hal belajar berpuasa, sangat penting. Namun, mengajarkan anak tentang berpuasa tidaklah mudah karena banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti kesulitan bangun saat sahur, rasa lapar dan haus yang sulit ditahan, kurangnya motivasi untuk beraktivitas saat berpuasa, dan bahkan perlu memberikan penghargaan jika berhasil menjaga puasa. Orang tua harus mengatasi tantangan-tantangan ini. Vera Itabiliana Hadiwidjojo SPsi, seorang psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan UI, menyarankan agar sense of Ramadan pada anak-anak dapat di bangkitkan sebagai cara mengajarkan kewajiban umat Muslim ini.
Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan, seperti menyiapkan makanan untuk berbuka puasa, membangunkan anak untuk sahur, serta mengajak mereka untuk tarawih dan lain sebagainya. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa dengan suasana Ramadan yang ada di sekitar mereka. Anak-anak yang sudah berusia 6 tahun ke atas dapat diajarkan untuk berpuasa secara bertahap terlebih dahulu. Vera tidak melarang memberikan penghargaan sebagai salah satu bentuk motivasi agar anak-anak semakin semangat dalam menjalankan ibadahnya, namun sebaiknya penghargaan tersebut bukan dalam bentuk materi melainkan dalam bentuk memasak makanan kesukaan anak misalnya.
“Terapkan seperti ini, Jika berpuasa setengah hari, menu berbukanya biasa saja, tapi kalau puasanya full , nanti mama buatkan makanan kesukaan adikí,” kata Vera. Vera menuturkan, terdapat dua sisi puasa yang harus diperkenalkan kepada anak. Pertama sisi konkret, misalnya tidak boleh makan dan minum, tidak boleh bicara kasar atau marah. Dengan mengenalkan sisi puasa yang nyata ini, orang tua pun selayaknya mengelola emosi mereka dengan baik ketika berhadapan dengan anak. Kedua dari sisi abstrak, puasa adalah suatu bentuk ibadah yang bertujuan menyucikan diri dan mendapat ganjaran yang setimpal dari Allah SWT.
Nah , sisi inilah yang belum dipahami anak. “Buat anak-anak, masalah pahala itu masih mengawangawang. Itu sesuai tahapan perkembangan pemikiran anak. Dalam usia 11-12 tahun, anak baru ngerti konsep abstrak puasa. Di bawah usia tersebut, anak bukan berarti tidak bisa diajarkan berpuasa, bisa diajarkan dengan cara khusus, dan terpenting mengajarkan anak berpuasa dengan cara menyenangkan,” ujar Vera. Karena masih dalam proses belajar, mengajarkan anak berpuasa hendaklah dilakukan bertahap.
Misalnya, tidak kuat setengah hari, tidak apa-apa puasa dua jam dulu, lalu sejam lagi, kemudian sampai belajar puasa seharian penuh. “Lalu, ajarkan anak tanpa paksaan, juga tanpa ancaman, seperti kalau tidak puasa, nanti tidak diajak mudik, nanti tidak dibelikan sesuatu, itu mengancam, tidak boleh,” kata Vera. Sementara itu, dari segi medis, dr Juwalita Surapsari MGizi SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah, Pondok Indah, menyampaikan, jika anak ingin belajar berpuasa, terlebih dahulu orang tua melihat status gizi anak. Jika status gizinya kurang, perlu diperhatikan lagi keputusan untuk mengajarkan anak berpuasa.
“Tahap awal anak puasa itu bisa usia 7 tahun, latih dulu puasa setengah hari,” ujarnya dalam acara yang diadakan Rumah Sakit Pondok Indah Group. Ketika membangunkan anak jangan mendadak. Sebaiknya bangunkan satu jam lebih awal sebelum sahur sehingga anak dalam keadaan siap sahur. “Jadi waktu sahur mood -nya sudah bagus. Kasih makanan yang komposisinya lengkap, jangan hanya makan roti putih dengan selai cokelat. Ini indeks glikemiknya tinggi sehingga anak cepat lapar lagi,” katanya. Alternatifnya, kocok telur, lalu rendamlah roti putih sampai semua permukaan roti terbalur. Kemudian, dengan sedikit margarin, masak roti tadi di wajan teflon.
Sajikan roti dengan susu sehingga lengkap nutrisi yang dibutuhkan anak. Jangan lupa, katakan kepada anak kalau merasa pusing ketika berpuasa segera bilang ke orangtua agar mereka bisa merasa nyaman berpuasa. Coba dulu puasa setengah hari, jika tubuh sudah mampu beradaptasi, barulah anak berpuasa sehari penuh.
Editor : Boby
Artikel Terkait