KARAWANG, iNews.id – Sebuah video beredar luas di media sosial deretan 9 kapal tongkang berjejer membentuk sebuah jembatan yang menghubungkan antara Desa Anggadita dengan Desa Parung Mulya, Karawang. Setiap hari, tidak kurang dari 10 ribu pengguna motor melintasi jembatan tersebut.
Jembatan perahu yang berada di aliran Sungai Citarum, ternyata milik salah satu tokoh masyarakat Desa Anggadita yang berusia 69 tahun akrab disapa dengan Pak H. Endang.
“Kalau di hari kerja sehari mencapai 10 ribu motor dengan pendapatan minimal Rp 25 juta,” kata Endang. Minggu, (26/12).
Endang mengaku bisnis yang kini sedang digelutinya sudah berjalan sejak tahun 2010.
“Untuk akses masyarakat dulu saya hanya menggunakan perahu eretan,”ungkapnya.
Namun seiring berjalannya waktu, kata dia, pengguna akses jalan alternatif meningkat pesat sejak adanya perluasan kawasan industrialisasi dan bertambahnya jumlah perusahaan di Karawang yang semula menggunakan perahu kayu, sekarang sudah berganti menjadi perahu besi.
Jalan alternatif tersebut selain memudahkan akses masyarakat, menurut salah satu karyawan penjaga jembatan, Dedi (40), juga dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten karawang. Pasalnya, sejumlah masyarakat diberdayakan.
“Kurang lebih 40-60 masyarakat yang bekerja disini,” terangnya.
Bahkan, lanjutnya, sejak adanya peningkatan pengguna jembatan, perekonomian masyarakat juga meningkat.
“Setiap pagi kan disini suka ramai, banyak juga masyarakat yang berjualan disini, yang juga turut merasakan manfaat adanya jembatan ini,” jelas Dedi.
Selain itu, sambungnya, sebagian hasil dari Jembatan perahu tongkang yang memiliki panjang 120 meter dan lebar 3,5 meter ini juga turut dinikmati oleh masyarakat.
“Tidak semua hasil pendapatan dari jembatan ini digunakan oleh pak haji, dia seringkali memberangkatkan umroh sejumlah marbot mesjid, membagikan sembako, maupun sebagian hasilnya juga ada yang diberikan olehnya untuk orang yang membutuhkan,” ujarnya.
Sementara, berdasarkan keterangan dari pengendara motor yang tengah melintas, Yadi (23) jalan alternatif ini bisa menghemat waktu pengguna motor sampai dengan 30-45 menit.
“Ini jalannya motong jadi lebih cepet, kalau gak lewat sini kita muter dan memakan waktu 30-45 menit, kalau secara kalkulasi kita bisa menghemat uang bensin juga,”katanya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait