JAKARTA, iNewsKarawang.id - di zaman Dinasti Shang pada 1600-1046 Sebelum Masehi (SM), Sejarah Imlek atau Tahun Baru China sudah ada sejak 3.500 tahun lalu.
Saat itu, orang melakukan upacara pengorbanan guna menghormati dewa serta leluhur di awal atau akhir tahun.
Kemudian penanggalan perayaan Imlek ditetapkan pada hari pertama bulan pertama pada Kalender Lunar, yang ditetapkan di era Dinasti Han pada 202 SM-220 M.
Perayaan Imlek pun menjadi populer dengan membakar bambu guna agar menghasilkan suara yang keras.
Di era Dinasti Wei dan Jin pada 220-420 M, perayaannya mulai bervariasi. Ritual yang dilakukan tidak hanya upacara pengorbanan kepada leluhur, namun terdapat kegiatan membersihkan rumah, makan bersama sahabat dan keluarga, hingga acara hiburan.
Pada era Dinasti Tang hingga Dinasti Qing, kegiatan Tahun Baru Imlek semakin meriah. Hal ini karena adanya kemakmuran ekonomi dan budaya.
Menyalakan petasan, mengunjungi kerabat, hingga makan pangsit turut menjadi bagian penting perayaan.
Selain itu, terdapat acara yang lebih menghibur, seperti menonton tarian naga dan barongsai, juga menikmati pertunjukkan lampion.
Pada 1912, pemerintah memutuskan untuk menghapus Tahun Baru Imlek dan Kalender Lunar, namun mengadopsi Kalender Gregorian.
Kemudian, menjadikan 1 Januari sebagai awal tahun baru.
Setelah 1949, Tahun Baru Imlek diganti namanya menjadi Festival Musim Semi. Di mana hari tersebut ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Saat ini, Festival Musim Semi perlahan mengikuti perkembangan zaman menjadi lebih modern, tetapi tetap religius.
Di masa sekarang, umat Tionghoa selain beribadah juga mendekorasi rumah dengan ornamen khas Imlek, hingga melakukan perjalanan ke luar negeri, yang membuat perayaan semakin menarik dan berwarna.
Editor : Boby
Artikel Terkait
