KARAWANG, iNewsKarawang.id - Nyaringnya isu resesi di tahun 2023 membuat banyak pihak mulai mempersiapkan strategi menghadapi resesi. Pemkab Karawang mebeberkan sudah menyiapkan 4 Strategi dalam menghadapi resesi.
Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Karawang, Sari, mengungkapkan strategi utama adalah menekan alokasi biaya tak terduga (BTT) guna mengantisipasi terjadinya inflasi.
"Inflasi menjadi perhatian Pemerintah baik Pusat dan daerah, jadi kami mempersiapkan anggaran tak terduga" ungkapnya.
"Tahun 2022 kemarin BTT ini disiapkan pemda sebesar sekitar Rp 6,7 miliar. Untuk warga terdampak kenaikan BBM (bahan bakar minyak), profesi nelayan, petani, ojek, dan UMKM," katanya.
Setelah BTT, langkah selanjutnya adalah program pangan murah yang digelar oleh Dinas Teknis seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Bulog.
"Program itu terus-terusan digelar dan diinsentifkan Oktober, November, Desember. Pangan dan operasi pasar murah," ungkap dia.
Dilanjutkannya, strategi ketiga ialah dengan membuat surat edaran bupati sesuai arahan Menteri Dalam Negeri dan Presiden, agar para petani menanam yang cepat panen. Itu sudah disampaikan ke camat-camat dalam acara rapat koordinasi.
Strategi terakhir adalah mengeliatkan para pelaku UMKM. Pemkab Karawang mengalokasikan anggaran Rp2,7 miliar untuk memberikan bantuan berupa alat dan juga produk UMKM difasilitasi untuk di jual di minimarket modern hingga hotel.
UMKM dapat menjadi penggerak utama roda perekonomian yang relatif tangguh sebagaimana yang telah terbukti Pada saat Indonesia dilanda oleh pandemi Covid-19.
"Mudah-mudahan Kabupaten Karawang tidak terlalu bergejolak dalam inflasi. Semua instansi hampir terlibat," jelas dia.
Sari menambahkan, angka inflasi di Karawang masih relatif normal. Sepanjang 2022 rata-rata angka inflasi masih dibawah 2 persen, bahkan didominasi dibawah 1 persen.
Rinciannya, Januari 2022 Karawang mengalami inflasi 0,39 persen, Februari 0,31 persen, Maret 0,38 persen, April 0,96 persen, Mei 0,29 persen, Juni 0,49 persen, Juli 0,62, Agustus 0,72.
Lalu, September 1,38 persen, Oktober 0,5 persen, November 0,10 persen.
"Untuk data Desember belum bisa kita sampaikan. Karena data inflasi kita kan mengikuti Kota Bekasi, dari sanannya belum laporan," ungkap dia.
"Kenaikan inflasi juga terjadi ketika momen tertentu seperti hari raya besar, yakni Lebaran dan Natal Tahun Baru," tandasnya.
Editor : Boby
Artikel Terkait