Untuk Pilpres 2024, PAN dan Golkar Rebutan Memikat Hati Ridwan Kamil

Awaludin , Okezone
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diperebutkan PAN dan Golkar jelang Pilpres 2024. (foto: dok Pemprov Jabar)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Jelang Pilpres 2024, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar tengah berusaha memikat hati Ridwan Kamil agar bergabung sebagai kader partai politik. 

Namun jika dilihat dari kacamata politik, mengapa Ridwan Kamil harus diambil sebagai kader?

Hal  itu ditanggapi salah seorang Pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power, Ikhwan Arif mengungkapkan, kedua partai tengah berusaha menominasi sejumlah tokoh politik potensial dalam menghadapi pemilu 2024.

Menurut Ikhwan, sosok Ridwan Kamil menjadi rebutan partai PAN dan Golkar, berebut ketokohan ini adalah kondisi dimana partai politik masih bergantung pada figur politik. Tentunya Ridwan Kamil diuntungkan dengan posisinya sebagai Gubernur Jabar. Tak hanya itu Ridwan Kamil memiliki elektabilitas cukup tinggi dalam bursa Pilpres 2024.

"Momentum ini menjadi alasan utama bagi partai PAN dan Golkar untuk menarik Ridwan Kamil sebagai kader potensial partai," ujar Ikhwan dalam keterangannya, Minggu (25/12/2022).

Kata Ikhwan, partai politik dalam menghadapi pemilu sangat bergantung pada tokoh sentral, sedangkan PAN bertumpu pada sosok Zulkifli Hasan kemudian Golkar Airlangga Hartarto. Kedua partai ini tengah mencari figur alternatif dalam merebut kemenangan di Pilpres 2024, ketika Ridwan Kamil bergabung menjadi kader partai, komposisi internal partai semakin kuat, mesin partai semakin kuat dalam menghadapi Pemilu 2024.

"Tidak hanya Pilpres target utama kedua partai menang telak di Jabar, PAN dan Golkar menginginkan bendera partainya berkibar di Jabar," bebernya.

Lalu, kata Ikhwan, partai PAN dan Golkar sangat pintar membaca situasi politik dalam merebut Ridwan Kamil, tujuannya tidak lain mendongkrak elektabilitas masing-masing partai dan memperkuat ketokohan masing-masing partai.

"Rebutan pengaruh ketokohan baik itu tokoh politik, atau figur publik memang menjadi suatu fenomena politik yang tujuannya tidak lain untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas partai politik," tuturnya.

Menurutnya, ada konsekuensi keuntungan dan kerugian ketika Ridwan Kamil bergabung dengan PAN atau Golkar.

"Tentu ada konsekuensinya dibalik upaya PAN dan Golkar memungut Ridwan kamil sebagai kader partai, konsekuensinya ya partai politik dinilai lemah dalam proses kaderisasi, macetnya kaderisasi dari internal partai, hadirnya Ridwan Kamil akan menghambat proses kaderisasi dari dalam sebab Ridwan Kamil masuk ke internal partai melalui jalur khusus, dengan demikian mesin kaderisasi partai terkesan macet," tuturnya.

"Keuntungannya ya ketokohan partai semakin kuat secara kualitas maupun kuantitas. Ketika Ridwan Kamil resmi menjadi kader partai komposisi partai bertambah, harapan partai elektabilitas meningkat terutama dalam menghadapi pemilu 2024," sambungnya.

Pilihannya sekarang ada pada Ridwan Kamil, bagaimana harus bersikap dan benefit apa yang diperoleh jika Gubernur Jawa Barat tersebut memilih salah satu partai.

"Ridwan Kamil tidak ada beban politik dalam menyikapi pilihannya, karena kedua partai sama-sama mendukung Emil untuk maju di Pilpres 2024, tawaran ini yang kemudian menjadi alasan utama Ridwan Kamil bergabung ke partai politik. Karena dalam konstelasi pemilu ketika tokoh politik sudah menduduki kursi gubernur langkah berikutnya tidak lain maju di pilpres atau sebagai menteri," tuturnya.

"Tawaran maju di Pilpres 2024 menjadi faktor utama ketertarikan Ridwan Kamil bergabung di partai politik, inilah benefit utama yang didapatkan Ridwan Kamil ketika masuk dalam internal partai politik, sebab tidak semua kader partai politik dengan mudah mendapatkan restu atau dukungan langsung untuk maju dalam konstelasi pilpres, karena proses untuk mendapatkan tiket pilpres tidaklah mudah, lain halnya dengan Ridwan Kamil, jabatan gubernur dan elektabilitas tinggi tidak ada halangan apalagi di dukung oleh petinggi partai politik," kata Ikhwan.

Tidak ada beban Ridwan Kamil jika memilih Golkar atau PAN karena keduanya berada pada satu koalisi yang sama yaitu KIB

"Baik PAN dan Golkar sama-sama menginginkan Ridwan Kamil sebagai cawapres potensial terkuat, tergantung pilihan Kang Emil maunya matahari atau beringin," ungkap Ikhwan.

Bergabungnya Ridwan Kamil ke KIB sangat menguntungkan kedua partai. Kedua partai lebih berpotensi mendukung Ridwan Kamil sebagai cawapres, karena PAN dan Golkar berkeinginan sama mendukung Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres yang nantinya akan mendampingi Airlangga sebagai capres atau Ganjar Pranowo.

"Nilai tawar cawapres Ridwan Kamil akan menjadi pertimbangan PAN dan Golkar dalam merebut Ketokohan Ridwan Kamil," pungkasnya.

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network