Jenderal TNI Andika Perkasa Tangkap Gembong Teroris Umar Faruq Jaringan Osama di Bogor, Ini Kisahnya
Menurut Ken, untuk rencana itu Faruq membeli satu ton pupuk urea yang akan digunakan sebagai bahan peledak. Pupuk dalam jumlah besar itu disimpan di rumah seorang petinggi JI di Bogor.
Ketika intelijen tahu anak dan istri Faruq telah berada di Sumatra dan berniat menyeberang ke Malaysia tanpa menggunakan paspor, tim Alfa dari Kopassus bergerak cepat.
Agen intelijen BIN bernama Dadang yang menyamar sebelumnya telah menjanjikan kepada Faruq dapat mengurus paspor. Suatu hari Dadang menginformasikan paspor untuk istri Faruq telah jadi dan dapat diambil. Setelah berkomunikasi berulang kali, Faruq siap mengambil paspor itu di sebuah masjid kawasan Bogor pukul 15.00 WIB.
“Seperti yang dijanjikan, Faruq datang ke masjid. Segera dia dikepung aparat keamanan. Dia sempat memberikan perlawanan sebentar sebelum dibawa ke kantor Imigrasi Bogor,” kata Ken.
Hari itu, 5 Juli 2002, sepak terjang Faruq berakhir di tangan tim yang dipimpin Kolonel Inf Andika Perkasa (kini Panglima TNI). Faruq lantas dideportasi.
Dia diserahkan kepada AS dan dikirim ke fasilitas penahanan Bagram di Irak. Belakangan tersiar kabar Faruq melarikan diri dari penjara superketat itu. Namun, pelariannya benar-benar berakhir.
Dia tewas ditembak tentara Inggris di Basra pada Senin, 25 September 2006. Kantor berita DPA menyebut sekitar 250 tentara mengepung rumahnya dan terlibat baku tembak. Faruq tewas dengan sejumlah peluru menembus tubuhnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait