Nabi Yusuf tahu bahwa, tidak peduli seberapa kuat imannya, dia tetaplah seorang manusia. Selalu waspadai kelemahan sendiri, dan jauhi situasi yang mungkin membangkitkan mereka.
3. Setiap Orang Memiliki Potensi untuk Berubah
Bagaimana penilain kamu tentang sekelompok orang yang melemparkan adik laki-lakinya sendiri ke dalam sumur, dan meninggalkannya di sana untuk mati atau diculik? Persis itulah yang dilakukan saudara-saudara Nabi Yusuf terhadapnya, namun di akhir cerita mereka semua bertobat.
Lalu, Pikirkan juga tentang istri menteri. Dia mencoba yang terbaik untuk membuat Nabi berdosa, dan dia adalah alasan utama dia dijebloskan ke penjara. Namun kemudian kita melihatnya tidak hanya bertobat tetapi juga menjadi orang percaya.
Ingatlah ini saat kamu tergoda untuk menilai diri sendiri atau orang lain. Tidak ada manusia yang sempurna. Kita semua diombang-ambingkan oleh emosi, dan Setan, musuh abadi kita, terus-menerus mencoba untuk membakar keinginan kita dan mengaburkan pikiran kita.
Tidak peduli seberapa buruk penampilan luar seseorang, selama mereka masih hidup, ada beberapa kebaikan yang tersembunyi di dalam dirinya yang berpotensi untuk keluar dan mengubah hidup mereka.
4. Mengetahui Siapa Allah Membuat Kamu Bersyukur
Bayangkan jika kita secara tidak adil dijebloskan ke penjara. Bagaimana perasaan kita? Dihina dan dikhianati. Mungkin kita akan berhenti makan dan berbicara karen masuk ke lubang depresi terdalam. Atau mungkin kita akan mengoceh tentang ketidakadilan yang terjadi pada kita terhadap sesama narapidana.
Saat kita menderita, seringkali kita akhirnya mempertanyakan rahmat Allah: "Mengapa Allah membiarkan ini terjadi padaku?"
Di akhir cerita, setelah Nabi Yusuf bertemu kembali dengan keluarganya, beliau memberi tahu ayahnya bagaimana Allah telah baik kepadanya dengan membawanya keluar dari penjara dan membawa ayahnya keluar dari kehidupan Badui. (12: 100)
Editor : Faizol Yuhri
Artikel Terkait