Soegondo Djojopoespito lahir di Tuban, Jawa Timur 22 Februari 1905. Selain menjadi Ketua Kongres Pemuda II, ia juga diangkat sebagai ketua Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI) pada tahun 1926. PPPI dibentuk oleh Soegondo, RT Djaksodipuro Goelarso, Soewirjo, Sigit, dan Darwis. Organisasi ini dibentuk untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berkat kemampuan kepemimpinannya yang luar biasa, ia kemudian diangkat sebagai anggota BPKNIP. Dilanjut menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Pembangunan Masyarakat pada tahun 1950.
3. Sunario Sastrowardoyo
Peran Soenario Sastrowardoyo adalah sebagai penasihat umum dalam perumusan naskah Sumpah Pemuda. Selain itu Soenario juga menjadi pembicara dalam Kongres Pemuda. Teks yang dibacakan adalah makalah berjudul ‘Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia’.
Menurutnya, fondasi dari kongres Sumpah Pemuda adalah persatuan dan kecintaan. Itu berarti agar terbentuk persatuan Indonesia harus dilakukan oleh seluruh pemuda bangsa.
Sunario Sastrowardoyo lahir di Madiun, 2 Agustus 1902. Soenario bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), Madiun. Lalu melanjutkan sekolah menengah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Satu tahun setelahnya, ia pindah ke Rechtschool di Batavia dan melanjutkan kuliahnya di Universitas Leiden, Belanda. Selain menjadi penasihat Sumpah Pemuda, ia pernah menjadi Sekretaris II Perhimpunan Hindia pada Manifesto 1925.
4. WR Supratman
Lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ pertama kali dinyanyikan di Kongres Pemuda II. Di mana Kongres Pemuda II menjadi perkumpulan tempat dirumuskannya Sumpah Pemuda. WR Supratman adalah pencipta lagu ‘Indonesia Raya’. Setelah lagu ‘Indonesia Raya’ dibawakan lewat alunan biolanya, WR Supratman sempat diincar oleh Belanda karena lirik ‘’merdeka-merdeka’’ yang ada pada lagu dan dianggap sebagai kerja sama dengan Jepang.
WR Supratman lahir di Purworejo, 19 Maret 1903. Bakatnya dalam dunia bermusik sudah terlihat sejak masih remaja. Ia juga pernah menciptakan lagu ‘Matahari Terbit’. Supratman juga sempat berkarier dalam bidang jurnalistik dan pernah menjadi wartawan di surat kabar Kaum Muda, Bandung pada tahun 1924. Lalu pada tahun 1925 ia pindah ke Jakarta dan bekerja di surat kabar Sin Po sebagai wartawan.
Editor : Boby