JAKARTA, iNewsKarawang.id - Carilah ilmu, bahkan sampai ke Negeri China adalah suatu ungkapan yang kerapkali dinyatakan para sufi, lebih mempunyai pengertian literal atau bahkan figuratif.
Idries Shah dalam bukunya berjudul "The Sufis" menjelaskan soal itu. Menurut dia, maksud dari ungkapan ini (dapat) dikuak melalui analisa atas pemakaian kata "China", diinterpretasi melalui bahasa rahasia. "China" adalah kata sandi untuk pemusatan pemikiran, salah satu praktik Sufi, sebuah prasyarat utama bagi pengembangan sufi.
Sementara, ungkapan itu adalah penting karena ia menunjukkan sebuah contoh koinsidensi dari kemungkinan interpretasi baik dalam bahasa Arab ataupun Persia.
"Namun tidak ada hubungan yang jelas di antara keduanya," kata Idries Shah.
Kenyataannya, meskipun dieja dan dilafalkan secara berbeda, kata "China" dalam kedua bahasa tersebut secara substansial mengungkapkan konsep yang sama, mempunyai pemaknaan yang khusus bagi sufi.
Hadis Batil Hanya saja, banyak dai yang menyebut kalimat, "tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri China" adalah sebagai hadis.
Syaikh Muhammad Nashruddin al-Albani dalam kitabnya berjudul "Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah" yang telah diterjemahkan A.M. Basamalah dengan judul "Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'" menyebut tiwayat tersebut batil.
Editor : Boby
Artikel Terkait