Dari situ, Aubie mulai melalui waktu bersama teman-temannya hingga berani mengonsumsi obat-obatan dan minum-minuman keras sebagai pelarian.
"Aku meninggalkan rumah ketika berusia 18 tahun dan pergi dengan sekelompok relawan yang disponsori pemerintah selama satu tahun," ungkapnya.
Beban berat yang dirasakan membuat Aubie yang saat itu telah berusia 25 tahun menjadi depresi.
"Satu malam pada musim semi, aku memutuskan untuk mencoba bunuh diri. Aku masuk kamar mandi dengan handuk dan berlari menuju air panas di wastafel," bebernya.
"Aku mengambil pisau tajam dan coba mengiris pergelangan tanganku dan keluar sedikit darah," tambahnya.
Editor : Boby
Artikel Terkait