Kelimanya adalah qawlan maysura yaitu perkataan yang mudah dipahami, berkata dengan menggunakan kalimat yang mudah dimengerti oleh berbagai lapisan masyarakat,” kata Wapres.
“Sebab ucapan itu nasihat kayak makanan juga, jadi ada yang makanannya itu kalau bayi itu makanannya masih bubur, kalau sudah agak besar makanannya lain, kalau sudah dewasa makanannya apa saja dimakan, bukan bukan hanya daging, ikan, batu juga dimakan semua,” katanya.
Keenam, kata Wapres, qawlan Layyina atau perkataan yang lemah-lembut. “Jadi harus juga berkata dengan kalimat yang santun, mengajak yang lain dan kelembutan, kesederhanaan dan kasih sayang,” tuturnya.
Wapres pun mengapresiasi MUI dan ormas Islam di Indonesia mempersiapkan Mujahid-Mujahid Digital untuk memperkuat dakwah Islam wasathiyah dan kerja kebaikan lainnya yang dihadapkan pada tantangan yang semakin sulit.
Apalagi, Wapres mengatakan saat ini realitas sosial sudah berubah, dinamika interaksi sosial di tengah masyarakat berkembang dengan sangat cepat. “Terutama dengan kehadiran revolusi komunikasi dan teknologi informasi. Komunikasi antarpribadi banyak terfasilitasi dengan aplikasi baru terutama media sosial,” ujarnya.
“Bagi umat Islam kehadiran media sosial mesti dioptimalkan sebagai sarana menguatkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. Jangan sebaliknya justru dunia digital membuat umat di dunia nyata terpolarisasi dan terpecah belah. Ini penting,” katanya.
Editor : Boby
Artikel Terkait