BANDUNG, iNewsKarawang.id - Produksi susu mengalami penurunan hingga 40 ton per hari di Jawa Barat. Pasalnya wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) hewan ternak yang belum usai.
"Dalam kondisi normal, produksi susu di Jabar mencapai 360 ton per hari. Namun kini, produksi susu maksimal hanya 300 ton per hari,"ucap Kepala Dinas Ketahanan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar, Arifin Soendjajana, Kamis (15/9/2022).
Arifin mengklaim bahwa upaya pemulihan dampak PMK hingga kini terus dilakukan. Tapi sejauh ini pihaknya belum menemukan solusi untuk mengatasi turunnya produksi susu.
"Walaupun sudah ada penyembuhan, sudah ada recovery, produksi susu kita tetap turun sekitar 40 ton per hari dari produksi satu hari itu (normal) di angka 340 ton," ujarnya.
Disinggung upaya pemulihan yang terus dilakukan, Arifin menjelaskan, salah satunya terus melakukan vaksinasi pada sapi perah milik produsen susu.
"Hanya saja ini butuh waktu. Kita terus lakukan recovery-nya dengan melakukan penambahan vitamin, obat, sehingga produksi dari sapi perah ini juga bisa segera pulih," terangnya.
Adapun dosis vaksin PMK yang telah disalurkan, Arifin memastikan bahwa pihaknya terus melakukan vaksinasi baik dosis pertama maupun kedua, agar produksi susu segera kembali normal.
"Capaian vaksin anti-PMK di Jabar untuk dosis 1 dan 2 sudah mencapai 160.170 dosis," katanya.
Arifin juga memastikan bahwa wabah PMK di Jabar kini mulai melandai.
Bahkan, kasus sapi terkonfirmasi PMK kini tersisa hanya 5 persen dari total populasi sapi di Jabar.
"Kalau peningkatan kasus tidak ada, sekarang posisinya kasus aktif di Jabar cuma tinggal 5 persen atau setara dengan sekitar 4.000-an dari yang asalnya terkonfirmasi sekitar 50.000. Jadi, kesembuhan kita sidah 80 persen," jelasnya.
Arifin menambahkan, dari 40.000 sapi yang terkonfirmasi positif PMK, ribuan di antaranya berada di wilayah produsen susu besar di Jabar, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Kuningan.
"Paling gede di Kabupaten Bandung, itu di atas 1.000. Kemudian Sumedang, Indramayu, Tasikmalaya, Kuningan. Itu angkanya masih cukup tinggi, di atas 200 an. Nah kalau yang lainnya sudah ada delapan kota yang zero kasus," pungkasnya
Editor : Boby
Artikel Terkait