KARAWANG, iNewsKarawang.id - Bisnis angkot di Kabupaten Karawang makin terpukul. Dinas Perhubungan (Dishub) Karawang mencatat 1.800 unit angkot sudah tidak beroperasi terdampak pandemi Covid-19. Kini tersisa 200 unit angkot yang masih beroperasi di tengah kenaikan harga BBM.
Kepala Dishub Karawang Arief Bijaksana menuturkan, 200 angkot yang masih beroperasi ini melayani 75 trayek yang sebagian besar berada di jalur dalam kota. Sementara trayek di jalur pedesaan sudah tidak dilayani angkot.
Untuk membangkitkan sektor usaha angkot, pemerintah Karawang menjanjikan bakal memberikan stimulan selama tiga bulan. Terhitung sejak Oktober sampai Desember 2022. Stimulan tersebut berasal dari dana pusat.
"Sebelumnya usaha angkot ini masih terpukul karena Covid-19 sehingga pendapatan mereka menurun tajam. Namun setelah Covid-19 menurun, terjadi kenaikan BBM jadi limbung kembali," kata Arif, Selasa (6/9/22).
Menurut Arif, sebelum kenaikan BBM ada sekitar 200 unit mobil angkot yang beroperasi dari jumlah keseluruhan 2.000 unit. Kemudian pemerintah melakukan langkah-langkah agar mobil angkot kembali beroperasi. Namun saat sedang dilakukan kebijakan untuk menghidupkan kembali angkot yang tidak beroperasi, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan menaikan harga BBM. "Memang dilematis tapi inikan kebijakan pemerintah pusat yang harus kita ikuti," katanya.
Arif mengatakan usaha angkot di Karawang memang sudah lesu sebelum kenaikan harga BBM diberlakukan pemerintah. Dari 2.000 unit mobil angkot hanya 200 unit yang masih beroperasi disejumlah trayek perkotaan. Sedangkan diwilayah pedesaan angkot nyaris sudah tidak beroperasi. "Ada 1.800 angkot yang tidak beroperasi dan sedang diupayakan bisa kembali beroperasi, tapi keburu pemerintah menaikan harga BBM. Kami harus mencari cara lagi," katanya.
Editor : Faizol Yuhri
Artikel Terkait