JAKARTA, iNewsKarawang.id-Teknik Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) bakal diterapkan di seluruh Indonesia setelah sukses dioperasikan dalam proyek percontohan di Daerah Irigasi (D.I) Rentang, Kabupaten Cirebon.
"IPHA rencananya diterapkan di seluruh Indonesia karena ini salah satu solusi bahwa hemat air pun bisa maksimal hasilnya, insya Allah saya yakin bisa. Bedanya pada cara tanam, pemakaian air berkurang tapi yang produksi gabahnya bisa naik 2 ton. ," ungkap Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo seperti dikutip Antara, Minggu (5/1/2024).
1. Penerapan IPHA
Lanjut Dody, penerapan IPHA seluas 85.867 ha di D.I Rentang sejak tahun lalu ini bisa dibilang proyek percontohan yang sukses. Setelah itu, akan dilanjutkan penerapan IPHA di D.I Kamun, Majalengka, seluas sekitar 2.000 ha yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi.
Dody menjelaskan, metode IPHA adalah teknik budidaya padi dengan sistem pengelolaan tanaman, air dan tanah. Tujuannya untuk meningkatkan penggunaan air yang efektif, efisien dan proporsional,
meningkatkan luas areal pertanaman (IP) terutama saat musim kemarau, serta meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
2. Menghemat Penggunaan Air
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Bob Arthur Lombogia mengatakan penggunaan IPHA dapat menghemat penggunaan air sebanyak 30 persen.
"Hemat biaya hanya butuh benih 10 kilogram/hektar (ha), dan hemat waktu panennya lebih cepat karena ditanam bibit muda. Hasilnya terbukti dapat meningkatkan produksi hingga mencapai 11 ton/ha," kata Bob.
3. Dapat Dipakai ke Areal Lain
Dengan adanya penghematan air, maka pasokan air yang tersisa dapat dipakai ke areal lain pada musim kemarau sehingga dapat meningkatkan IP hingga 30 persen.
Salah satu petani, Sunaryo, juga menyampaikan penerapan metode IPHA selama satu tahun atau dua kali musim tanam ini memberikan peningkatan hasil panen yang signifikan.
"Alhamdulillah ada peningkatan setelah IPHA sebelumnya 8,4 ton/ha menjadi 9,8-10,5 ton/ha," katanya.
Editor : Boby