JAKARTA, iNewsKarawang.id - Ada sebanyak 5 penolakan keras terhadap Israel yang menghebohkan dunia olahraga akan dibahas di sini. Salah satunya terjadi di Indonesia baru-baru ini.
Penolakan terhadap kehadiran Israel belakangan ramai di Indonesia jelang Piala Dunia U-20 2023. Sejarahnya, bukan kali ini saja Israel ditolak untuk bermain di ajang olahraga.
Setidaknya, sudah pernah ada lima penolakan keras terhadap kehadiran Israel di dunia olahraga. Apa sajakah itu? Silakan simak pembahasan kami berikut ini.
Berikut 5 Aksi Penolakan Keras terhadap Israel yang Menghebohkan Dunia Olahraga
5. Turnamen Catur
Pada 1976, ajang Olimpiade Catur seharusnya digelar di Haifa, Israel. Namun demikian, ajang itu mendapatkan penolakan keras karena Uni Soviet dan sejumlah negara Arab menolak eksistensi negara Israel.
Otoritas catur dunia (FIDE) menolak untuk memindahkan venu dari negara tersebut. Hal ini disambut oleh keputusan Uni Soviet untuk tidak mengirimkan kontingennya ke Israel.
4. Kehilangan Kewarganegaraan
Pada tahun 2007, Mushir Salem Jawher harus menerima nasib kehilangan paspor. Dia adalah seorang pelari kelahiran Kenya yang memiliki paspor Bahrain.
Namun demikian, Jawher nekat ikut turnamen Marathon di Israel hingga kewarganegaraannya dicabut Bahrain. Namun, dia akhirnya mendapatkan kembali kewarganegaraannya dan bahkan ikut Marathon di Israel lagi pada 2008, 2009, dan 2010.
3. Piala Davis 2009
Di Swedia pada 2009, Piala Davis seharusnya terlaksana. Namun, penyelenggaraan turnamen tenis itu diwarnai aksi penolakan terhadao Israel hingga muncul kerusuhan ternama yang dikenal Anti-Israel Riots.
Pemerintah kota Malmo pun sudah menolak kehadiran Israel di Piaal Davis 2009. Namun demikian, Israel pada akhirnya tetap hadir di turnamen ini. Bahkan menang atas Swedia dengan skor 3-2.
2. WTA Tour
Masih dari dunia tenis. Pada tahun 2009 di Dubai, ada ajang WTA Tour yang digelar. Ada atlet Israel, Shahar Peer, yang ikut serta dalam ajang tersebut.
Namun demikian, Uni Emirat Arab selaku tuan rumah tidak memberikan viisa kepada Shahar Peer. Alhasil, hasrat Shahar Pper untuk menjadi atlet Israel pertama di Dubai pun sirna.
1. Diusir AFC
Sebelum bergabung di UEFA. Federasi Sepakbola Israel merupakan bagian dari AFC alias Asosiasi Sepakbola Asia. Mereka menjadi bagian dari sepakbola Asia pada 1954 hingga 1974 silam.
Namun demikian, kehadiran Israel di Asia ditentang oleh negara-negara Arab dan Muslim lainnya. Pada tahun 1958, bahkan, Israel sukses melaju hingga play-off tanpa sekalipun bertanding. Namun, mereka akhirnya disingkirkan oleh Wales sebelum sampai ke putaran final.
Pada 1974, Kuwait mengambil inisiatif untuk mengeluarkan AFC. Dari voting, ada 17 anggota AFC yang menolak Israel, sedangkan 13 lainnya mendukung dan enam negara lainnya abstain. Israel terlunta-lunta di dunia sepakbola sejak saat itu. Mereka baru bergabung dengan UEFA pada 1994.
Editor : Frizky Wibisono