JAKARTA, iNewsKarawang.id - Beragam masalah kesehatan mulai bermunculan selama Pandemi. Hal ini menunjukkan bila pandemi berdampak luas terhadap kesehatan masyarakat. Salah satu masalah kesehatan yang mulai dialami masyarakat adalah penyakit lambung. Hal itu disampaikan Dokter Ari Fahrial Syam, Akademisi dan Praktisi Klinik.
"Dalam 3 minggu berturut-turut saya menemukan kasus polip lambung dan hasil pemeriksaan biopsi menunjukan suatu Fundic Gastric Polyps. Semua polip yang terdeteksi di ambil (polipektomi) melalui endoskopi," ujar dr Ari dari siaran Pers yang diterima MNC Portal, Sabtu (27/3/2021).
Dokter Ari mengatakan, indikasi pasien ini dilakukan endoskopi karena mengalami sakit maag yang bolak balik kambuh dan tetap mengonsumsi obat penekan produksi asam lambung. Fundic gastric polyps adalah suatu lesi jinak di lambung yang harus menjadi perhatian.
"Saat ini ada telemedicine atau sebenarnya juga aman untuk berobat ke RS bertemu langsung dengan dokter, karena RS telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik, di antaranya pembatasan jumlah pasien yang berobat sehingga tidak menumpuk dalam 1 tempat, serta pemeriksaan suhu sebelum masuk ke Gedung poliklinik," ungkapnya.
Menurutnya, salah satu dampak pandemi memang buat masyarakat mereka takut datang ke RS, akibatnya mereka yang punya sakit kronis misal gangguan lambung akan mengobati dirinya sendiri. Dikatakan Dokter Ari, gangguan lambung berhubungan erat dengan masalah stres.
"Pandemi ini untuk sebagian orang sungguh menakutkan, sehingga mereka bisa bertahan untuk menahan sakitnya atau mengobati dirinya sendiri karena takut berobat ke dokter atau Rumah Sakit.," ujarnya.
Lebih lanjut, Dokter Ari menjelaskan, untuk kasus-kasus sakit lambung, jika kita kebetulan sedang kambuh, penggunaan obat penekan asam lambung misal obat penghambat pompa proton bisa mengurangi keluhan bahkan menghilangkan keluhan. Obat penghambat pompa proton yang saat ini beredar di Indonesia antara lain omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, esomeprazole, rabeprazole.
Namun, menurut Dokter Ari, pasien kadang kala mengonsumsi obat ini secara terus menerus tanpa aturan dari Dokter. Di sisi lain, obat penghambat pompa proton ini akan menekan sel parietal di lambung untuk memproduksi asam lambung.
Jika proses penekanan secara jangka panjang akan menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi berupa peningkatan hormon gastrin dan kromogranin A. Selain itu, efeknya meyebabkan perubahan hormonal yang akan merangsang terjadinya proliferasi dari fundic gland.
"Saya rasa kita harus mengambil hikmah dari kasus-kasus ini bahwa masyarakat harus bijaksana dalam mengonsumsi obat apalagi jika obat akan dikonsumsi dalam jangka panjang. Oleh karena itu tetap harus berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan untuk penggunaan obat itu jangka Panjang," pungkasnya.
Editor : Boby