KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Kepala SMAN 5 Karawang mengungkapkan sisi positif dari kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di dunia pendidikan mulai dari jam masuk sekolah 06.30 hingga kebijakan rombel gemuk. Yang paling menonjol, munculnya kedisiplinan dan kekompakan lebih antar siswa baru.
Kepala SMAN 5 Karawang, Yunanto, mengatakan kebijakan tersebut sejalan dengan visi pendidikan Gapura Panca Waluya yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Visi tersebut berfokus pada pembentukan karakter siswa yang memiliki lima nilai utama: Cageur (sehat), Bageur (baik), Bener (benar), Pinter (pintar), dan Singer (gesit/tangkas).
"Kami mendukung penuh seluruh program pak Gubernur. Meski di SMAN 5 Karawang diisi 44-46 siswa, semangat belajar anak-anak tidak surut. Justru mereka menjadi lebih aktif dan lebih kompak karena memiliki lebih banyak teman,”ujar Yunanto, Senin, (28/7/2025).
Yunanto menambahkan, para siswa sangat antusias dengan diluncurkannya kebijakan tersebut. Menurutnya, para siswa menjadi lebih termotivasi untuk meraih prestasi, terlebih lagi SMAN 5 Karawang selalu mengumumkan prestasi kejuaraan setiap hari senin selepas upacara bendera.
"Mereka jadi lebih termotivasi untuk meraih prestasi lebih dari kakak-kakaknya. Katanya kakak kelas mereka sekelas ada 36 siswa aja bisa kompak dan banyak mengukir prestasi, masa kita kalah. Tentu ini menunjukan dampak positif, karakter siswa mulai terlihat menuju ke arah yang lebih baik," katanya.
Lebih lanjut kata Yunanto, siswa terlihat lebih disiplin sejak diterapkannya jam masuk lebih awal yakni 06.30 WIB. Kebiasaan datang pagi, mengikuti pelajaran dengan penuh fokus, serta menjaga lingkungan sekolah menjadi budaya baru di SMAN 5 Karawang.
"Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat benar-benar terlihat hasilnya di sini. Anak-anak berangkat lebih pagi, belajar dengan semangat, dan mampu menunjukkan prestasi baik akademik maupun nonakademik,” katanya.
Yunanto juga mencatat peningkatan kehadiran siswa yang lebih stabil serta partisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dinilai sebagai indikator positif keberhasilan program pembinaan karakter.
"Dengan dukungan penuh terhadap kebijakan pak Gubernur, kami optimis dapat terus mencetak generasi muda yang disiplin, berprestasi, dan siap bersaing di masa depan," pungkasnya.
Sementara itu, salah satu siswa kelas X SMAN 5 Karawang, Cecilia Adiva mengaku tidak keberatan dengan kondisi kelasnya yang diisi oleh 46 siswa.
"Awalnya kaget karena teman sekelas banyak, tapi lama-lama terbiasa. Belajar tetap enak, apalagi guru-guru juga mendukung. Ditambah lagi pembelajaran di sini tidak selalu dikelas kadang di taman, atau perpustakaan. Jadi lebih variatif," ujarnya.
Cecilia mengaku senang kini ia memiliki lebih banyak teman di kelas. Diskusi edukatif pun sering ia lakukan dengan temen sekelasnya.
"Waktu SMP saya bingung, kalau misalnya gangerti mau nanya ke siapa. Tapi semenjak temen sekelas lebih banyak saya merasa terbantu," katanya.
Cecilia juga mengatakan, semenjak diterapkannya kebijakan jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB, ia merasa menjadi lebih baik dan bersemangat.
"Kebiasaan ini membawa saya menjadi pribadi yang lebih positif, saya optimis bisa meraih impian untuk menjadi siswa berprestasi di SMAN 5 Karawang. Disini ada 22 ekstrakurikuler, saya bertekad menjadi juara di salah satunya," katanya.
"Karena dengan prestasi yang saya raih, kedepan dapat mengantarkan saya ke Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi impian," pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait