KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Empat hari belajar di ruang kelas berisi 44 siswa membuat murid SMAN 5 Karawang kepanasan dan sulit fokus. Para siswa berharap dengan kapastitas 44 siswa, pembelajaran bisa dilakukan dalam kelas yang lebih besar dengan fasilitas pendingin ruangan (AC).
Para siswa SMAN 5 Karawang juga mengaku kecewa karena Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi hanya menjanjikan fasilitas AC bagi kelas yang menampung 48-50 siswa saja.
"Kami kecewa, pak Gubernur cuma janjiin ac buat kelas yang jumlah siswanya 48 orang. Jujur ini panas banget, terus berasa sumpek. Butuh kelas yang lebih besar atau minimal ada kipas angin, kalau bisa AC,”ujar Margaretha Brenda Wijaya, siswi kelas X SMAN 5 Karawang, Kamis, (24/7/2025).
Margaretha mengatakan, janji Dedi Mulyadi yang sebelumnya pernah menyatakan akan memasang AC di ruang kelas X yang diisi 48-50 siswa tidak adil. Sebab menurutnya, kelas yang diisi oleh 40 siswa lebih juga membutuhkan AC karena sama-sama terasa panas dan sumpek.
"Katanya kalau 48 siswa baru dapat AC. Tapi kan di sini cuma 44, jadinya sama aja bohong. Apalagi ada yang nggak keterima di negeri jadi harus ke swasta yang sudah lebih nyaman. Tolong dong pak Gubernur, kami yang 44 siswa sekelas juga butuh AC,” ungkapnya.
Beberapa siswa bahkan terpaksa membawa kipas mini sendiri ke kelas. Namun suara kipas mini justru membuat suasana belajar semakin terganggu karena bising.
Margaretha berharap pemerintah tidak hanya memperbanyak jumlah siswa dalam satu kelas, tetapi juga memperhatikan kenyamanan belajar.
"Program jangan cuma ngomong kosong. Kalau memang janji AC ya diwujudkan ke semuanya, biar belajar nggak terganggu,” tutupnya.
Hal senada disampaikan Akhfa Sullan Derajat, siswa kelas X SMAN 5 Karawang. Akhfa mengatakan jumlah siswa 44 dalam satu kelas membuatnya sulit untuk fokus.
"Kalau kata saya mah kebanyakan. Ruangannya belum ada kipas, muridnya banyak, jadi sudah gerah tambah berisik, bikin pusing. Itu mengganggu pelajaran banget,” ujar Akhfa.
Ia mengaku kondisi panas paling terasa pada pukul 10.00–14.00 WIB. "Suka hilang fokus pas guru ngajar, soalnya udah berisik sama gerah,” katanya.
Akhfa berharap kebijakan jumlah maksimal siswa per kelas direvisi agar lebih sedikit. "Saya pengennya kelas itu nggak sampai 40 orang. Terus kebijakan AC itu jangan syaratnya 48, minimal 40 juga dipasang AC,” ujarnya.
Dalam video yang diunggah oleh akun instagram resminya @dedimulyadi. Ia menegaskan pemerintah provinsi akan memasang AC di ruang kelas yang berisi 48–50 siswa di SMA dan SMK negeri. Pemasangan AC tersebut merupakan hasil gotong royong dengan pihak swasta yang peduli pendidikan.
"Kami akan pasang AC dua unit di setiap kelas yang jumlah siswanya 48–50 orang. Ini hasil sumbangan berbagai pihak, salah satunya Pak Joshua Sirait, anaknya mantan Menteri Perumahan, Muammarar Sirait, yang sudah konfirmasi akan membantu,” kata Dedi dalam unggahan resminya, Sabtu (12/7/2025).
Dedi menjelaskan, dari 801 SMA/SMK negeri di Jawa Barat, terdapat 8.727 ruang kelas untuk siswa kelas X. Namun, hanya 384 kelas yang berisi lebih dari 48 siswa per kelas.
"Insya Allah kelas padat akan lebih nyaman dengan AC. Ini hanya sementara, karena setelah perubahan anggaran kita akan menambah ruang kelas baru,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyapa sejumlah siswa baru yang berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Ia memberi motivasi agar pelajar Jawa Barat bersemangat menuntut ilmu dan menghindari tawuran.
"Pelajar Jawa Barat harus anti tawuran. Belajar yang rajin, bahagiakan orang tua, dan kejar cita-cita,” tutupnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait