JAKARTA, iNewsKarawang.id-Sistem pertahan Israel kewalahan dihujani rudal Iran yang datang bertubi-tubi. Bahkan berhasil dijebol pada berbagai kesempatan dalam beberapa hari terakhir.
Negara zionis itu mulai kehabisan pasokan rudal pencegat jarak jauhnya, yang akan membuat sistem pertahanan itu sepenuhnya tidak berfungsi,
Demikian dilaporkan Wall Street Journal (WSJ) mengutip pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengetahui penilaian intelijen sekutu.
Laporan tersebut muncul di tengah-tengah pertukaran rudal yang tak henti-hentinya antara Israel dan Iran. Sejak Israel meluncurkan serangan ke Iran, yang disebut sebagai Operasi Rising Lion pada Jumat, (13/5/2025), Iran telah menembakkan sekira 400 rudal balistik. Jumlah itu hanya sebagian dari persenjataan jarak jauh Iran, yang diperkirakan termasuk 2.000 rudal yang dapat mencapai Israel.
Pertahanan Israel, khususnya sistem Arrow yang dirancang untuk mencegat rudal balistik ketinggian tinggi, telah mencegat beberapa proyektil Iran, tetapi mengalami tekanan yang signifikan.
Para pejabat di Tel Aviv mengatakan kepada WSJ bahwa sepertiga peluncur rudal Iran telah dihancurkan dan mengklaim telah mencapai keunggulan udara di atas langit Iran. Namun, sumber intelijen memperingatkan bahwa lebih dari setengah inventaris rudal Iran masih utuh, dengan sebagian kemungkinan disembunyikan di fasilitas bawah tanah.
Biaya Besar Sistem Pertahanan Israel
Biaya pemeliharaan sistem pertahanan rudal berlapis Israel — yang terdiri dari Iron Dome, David's Sling, sistem Arrow, dan Patriot serta baterai THAAD yang dipasok AS — menjadi perhatian kritis. Harian keuangan Israel The Marker memperkirakan bahwa operasi pertahanan rudal setiap malam menelan biaya hingga 1 miliar shekel (sekira Rp4,6 triliun). Sistem Arrow sendiri menembakkan pencegat yang masing-masing harganya USD3 juta (sekira Rp49 miliar).
Dengan serangan rudal Iran yang terus berlanjut hampir setiap hari, persediaan pertahanan udara Israel kini berada di bawah tekanan berat. Tanpa pasokan cepat dari Amerika Serikat atau intervensi langsung, Israel dapat mempertahankan sistem pertahanan rudalnya selama 10 atau 12 hari lagi jika Iran mempertahankan tempo serangan yang stabil, sumber yang diberi pengarahan tentang intelijen AS dan Israel mengatakan kepada WSJ.
"Sistemnya sudah kewalahan. Sebentar lagi, mereka mungkin harus memilih rudal mana yang akan dicegat," kata sumber itu.
Tekanan itu mulai terlihat dengan semakin banyaknya rudal Iran yang menghantam wilayah Israel. Pada Minggu, serangan Iran menghantam pelabuhan Haifa dan depot penyimpanan minyak dan pada Selasa, (17/6/2025) serangan lain mengenai kompleks intelijen Israel di utara Tel Aviv.
Sejauh ini, pemerintah Israel telah mengonfirmasi 24 kematian dan lebih dari 600 cedera sejak eskalasi terbaru dimulai. Namun, kerusakan yang luas terlihat pada foto-foto yang dibagikan di media sosial, termasuk dari Tel Aviv dan Haifa.
Editor : Boby
Artikel Terkait