KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Minat siswa terhadap jurusan pertanian di SMKN Pertanian Karawang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Meski begitu, keterbatasan kuota membuat ratusan calon siswa harus dialihkan ke sekolah swasta.
Ketua Panitia SPMB SMKN Pertanian Karawang, Rahmat mengungkapkan, sejak hari pertama pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SMKN Pertanian Karawang, jumlah pendaftar mencapai sekitar 220 orang.
“Dari tahun ke tahun, terutama sejak 2021, peminat jurusan pertanian seperti ATPH (Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura) dan APHP (Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian) terus bertambah. Tahun lalu saja, lebih dari 400 siswa tidak tertampung dan terpaksa dialihkan ke sekolah swasta,” ungkap Rahmat, Kamis (12/6/2025).
SMK Pertanian Karawang saat ini memiliki kapasitas untuk 10 rombongan belajar (rombel) dengan total daya tampung sebanyak 360 siswa kelas X.
Jurusan yang tersedia meliputi Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TSM), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), serta dua jurusan unggulan bidang pertanian: ATPH dan APHP.
“Jurusan yang paling banyak diminati masih TSM dan TKJ, tapi tren minat terhadap jurusan pertanian juga semakin naik. Sekarang sudah banyak siswa yang menempatkan ATPH dan APHP sebagai pilihan utama, bahkan sejak tahap pertama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMKN Pertanian Karawang, Sartoyo mengatakan, untuk menarik minat siswa terhadap jurusan pertanian, pihak sekolah aktif melakukan sosialisasi ke SMP, bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) dan Dinas Koperasi dan UKM Karawang (Dinkop UKM) Karawang.
“Karawang adalah lumbung padi. Jadi, kami ingin generasi muda memahami bahwa pertanian adalah sektor strategis dengan prospek karier luas, baik sebagai wirausaha, pekerja di sektor swasta, maupun instansi pemerintah.” ungkap Sartoyo.
Meski sempat kurang diminati, kini jurusan pertanian mulai dilirik sebagai pilihan utama oleh calon siswa. Pihak sekolah menilai perubahan ini tak lepas dari upaya sosialisasi yang gencar dilakukan ke sekolah-sekolah menengah pertama (SMP) di Karawang.
“Kami terus edukasi masyarakat bahwa pertanian itu sektor yang tidak pernah mati. Bahkan sekarang banyak yang memilih ATPH atau APHP di tahap pertama pendaftaran,” jelasnya.
Dengan lonjakan peminat dari tahun ke tahun, Sartoyo berharap ke depan ada penambahan daya tampung agar lebih banyak siswa bisa mengakses pendidikan vokasi pertanian.
“Melihat tren ini, ke depan tentu kami berharap bisa menambah rombel dan memperluas lahan praktik agar bisa mengakomodasi lebih banyak siswa,” pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait