Yang jelas, aksinya ini bikin suasana kuliah umum bertajuk "Nilai-Nilai Budaya dan Tata Kelola Pemerintahan" jadi lebih hidup. Dedi Mulyadi bahkan terlihat semakin percaya diri dan lincah bergerak saat menjelaskan konsep budaya Sunda. Mungkin karena tidak ada sepatu yang membatasi geraknya, jadi energinya bisa tersalurkan dengan bebas.
Sampai acara selesai, bahkan saat sesi foto bersama, KDM tetap konsisten nyeker. Padahal di sekelilingnya, semua tokoh dan peserta kuliah budaya masih lengkap dengan sepatu mereka.
Bayangkan, kalau bukan Dedi Mulyadi, mungkin ada yang sudah disuruh pakai sepatu atau bahkan diusir karena dianggap tidak sopan. Tapi ya, mau bagaimana lagi?
Dedi Mulyadi memang beda! Mungkin ini cara beliau menunjukkan bahwa kesopanan itu bukan cuma soal alas kaki, tapi juga soal isi kepala. Atau jangan-jangan, ini trik biar kakinya tidak pegal setelah berjam-jam berdiri? Hanya KDM dan telapak kakinya yang tahu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
