KIEV – Ibukota Ukraina saat ini sedang diberlakukan larangan keluar rumah selama 35 jam mulai Selasa (15/3/2022) malam waktu setempat. Hal ini di ungkapkan oleh Wali Kota Kiev, Vitaliy Klitschko.
Saat ini, ibukota Ukraina sedang dihadapi dengan momen berbahaya karena adanya gempuran pasukan Rusia. Maka dari itu dilakukan pemberlakuan larangan keluar rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Dilarang berkeluyuran di kota tanpa izin khusus, kecuali untuk pergi ke tempat perlindungan bom," kata Vitaliy Klitschko.
Klitschko mengatakan empat orang meninggal dunia dalam serangan udara Rusia terhadap gedung-gedung apartemen pada Rabu (16/3/2022) pagi.
Lebih lanjut ia meminta warga menyiapkan diri untuk tetap berada di dalam rumah atau tempat perlindungan selama jam larangan keluar rumah di Kiev.
"Ibukota adalah jantung Ukraina, dan akan dipertahankan. Kiev, yang saat ini menjadi simbol dan basis operasi terdepan bagi demokrasi dan keamanan Eropa, tidak akan kita serahkan."
Sehari sebelumnya, sekitar 160 mobil - mengangkut warga yang terkepung- meninggalkan kota Mariupol melalui koridor kemanusiaan, menurut dewan kota setempat.
Beberapa kali upaya untuk mengevakuasi warga sipil di Mariupol - kota dengan penduduk 400.000 jiwa - gagal dalam satu minggu ini karena gempuran Rusia yang terus berlanjut.
Koordinator bantuan darurat untuk Médecins Sans Frontières di Ukraina, Alex Wade, menggambarkan kondisi di Mariupol "mengerikan", dan penduduk tak memiliki makanan ataupun air.
Dalam perkembangan lain di Kota Mariupol, seorang perempuan hamil yang terekam dalam foto diangkut dari rumah sakit ibu dan anak, meninggal bersama bayinya.
Pengeboman Rusia begitu intens dan menyebabkan korban sipil yang meninggal dimakamkan di pemakaman massal, termasuk di Mariupol.
Editor : Boby
Artikel Terkait