KARAWANG, iNewsKarawang.id – Ade Wahyu, Owner Pangga mengkritisi langkah Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Karawang dalam mengembangkan UMKM di Karawang.
Menurutnya, hingga saat ini dinas tersebut belum mampu menghadirkan regulasi yang efektif untuk membantu pelaku UMKM di Karawang berkembang seperti di daerah lain.
“Sampai sekarang, regulasi dari Dinkop UKM Karawang belum benar-benar mendukung pelaku UMKM untuk menjadi besar. Kalau dibandingkan dengan daerah lain, mereka sudah punya regulasi yang lebih proaktif dan strategis,” ungkap Ade pada Senin (9/12/2024).
Ade menekankan bahwa pemerintah daerah perlu memahami potensi UMKM sebagai representasi identitas dan kebanggaan daerah. Namun, yang terjadi di Karawang justru sebaliknya, fokus dinas hanya pada program pembinaan dan bantuan modal tanpa memberikan jalan konkret bagi UMKM untuk naik kelas.
Ditambah lagi, pola kerja Dinkop UKM Karawang hanya sebatas memberikan label “UMKM binaan,” tanpa ada upaya nyata menjembatani produk lokal ke pasar yang lebih besar.
“Saat ini regulasinya hanya sebatas pembinaan dan bantuan modal. Tapi setelah itu, pelaku UMKM dibiarkan begitu saja. Tidak ada fasilitasi konkret untuk membawa produk lokal ke tingkat nasional, apalagi internasional,” tegasnya.
Menariknya, Ade mengungkapkan bahwa Pangga tidak pernah menjadi bagian dari UMKM binaan Dinkop UKM Karawang. Bahkan, ia memilih berdiri sendiri tanpa berharap bantuan apa pun dari dinas.
“Alhamdulillah, Pangga berdiri tanpa campur tangan Dinkop UKM Karawang. Yang kami butuhkan hanya dukungan, bukan sekadar pembinaan formalitas,” tambahnya.
Pangga Jadi Jembatan, Dinas Hanya Diam
Alih-alih mendapat dukungan, Ade justru aktif membantu UMKM lain di Karawang. Pangga kini bertindak sebagai distributor yang menghubungkan pelaku UMKM lokal dengan pasar modern seperti Transmart dan Carrefour di berbagai kota besar.
“Kami menjadi jembatan untuk teman-teman UMKM Karawang masuk ke pasar modern. Bahkan, kami tidak mengambil keuntungan sedikit pun dari kerja sama ini. Semua murni untuk mendukung sesama pelaku usaha,” jelas Ade.
Akan tetapi, sikap inisiatifnya justru mendapat tanggapan kontra dari pihak Dinkop UKM Karawang. Ade mengungkapkan kekecewaannya terhadap dinas yang seharusnya berperan sebagai regulator dan pembina.
“Sangat disayangkan, pihak yang seharusnya mendukung justru nyinyir. Saya bahkan sudah mengajak mereka untuk turun langsung ke pabrik kami di Karawang, tapi hingga kini tak ada respons,” ungkapnya.
Lebih Banyak Dukungan dari Luar Karawang
Ironisnya, keterlibatan pemerintah dalam mendukung Pangga justru datang dari tingkat nasional. Ade mengatakan bahwa usahanya sering dilibatkan dalam program Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) serta Kementerian Perdagangan.
“Kalau bicara soal pembinaan dan regulasi dari Dinkop UKM Karawang, Pangga sama sekali tidak pernah mendapat itu. Dukungan kami justru datang dari pihak luar, seperti Kemenkop UKM dan Kementerian Perdagangan, yang rutin melibatkan kami dalam event nasional dan internasional,” paparnya.
Harapan untuk Dinkop UKM Karawang
Ade berharap Dinkop UKM Karawang dapat belajar dari daerah lain yang berhasil menciptakan regulasi efektif untuk membangun ekosistem UMKM. Ia juga meminta agar dinas berhenti memandang pelaku usaha independen sebagai kompetitor, melainkan sebagai mitra strategis.
“Jika Karawang ingin maju, harus ada regulasi yang menciptakan pasar sehat untuk UMKM. Jangan hanya fokus pada pembinaan dan bantuan modal. Dan tolong, pelaku usaha independen jangan dianggap sebagai ancaman, tapi sebagai mitra untuk membesarkan nama daerah,” tegasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait