Ancaman Bom Palsu Bikin Geger Perancis, Polisi Tangkap 18 Orang

Susi Susanti/ Boby
Prancis tangkap 18 orang usai ancaman bom palsu (Foto: EPA-EFE/REX/Shutterstock)

JAKARTA - iNewsKarawang.id
Ancaman bom palsu membuat geger negara Perancis. 18 orang ditangkap polisi setelah gelombang ancaman bom palsu mendorong evakuasi di seluruh Prancis.

Seperti Istana Versailles, Louvre, serta sekolah, bandara, dan rumah sakit semuanya menjadi sasaran.

Pihak berwenang mengatakan mereka yang berada di balik gangguan ini sebagian besar adalah anak di bawah umur.

Ancaman ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Perancis, setelah seorang guru ditikam hingga tewas oleh seorang terduga jihadis pekan lalu di sebuah sekolah di kota Arras di bagian utara.

Lima belas bandara regional mendapat ancaman terhadap mereka pada Jumat (20/10/2023), dari Biarritz, Bordeaux, Nice dan Toulouse di selatan hingga Lille dan Brest di utara. Bandara telah dikosongkan selama beberapa hari pada minggu ini, menyebabkan pembatalan sedikitnya 130 penerbangan.

Lokasi wisata juga menjadi sasaran. Istana Versailles ditutup untuk kelima kalinya dalam seminggu pada Jumat (20/10/2023) setelah ada ancaman lain yang mempengaruhi ribuan pengunjung.

Dikutip BBC, Wali Kota François de Mazières menyerukan agar "kebodohan" itu dihentikan, dan mengatakan kepada Franceinfo bahwa 10.000-15.000 orang mengunjungi bekas kediaman kerajaan Prancis setiap hari dan memperingatkan bahwa hoax "dapat berdampak pada kehadiran mereka".

Louvre di Paris juga terpaksa mengevakuasi ribuan pengunjung pada Sabtu (21/10/2023) lalu.

Dua puluh dua investigasi telah diluncurkan, Menteri Kehakiman Éric Dupond-Moretti mengatakan kepada radio RTL pada Jumat (20/10/2023), namun penangkapan tersebut tampaknya tidak berpengaruh pada serentetan ketakutan.

Prancis berada pada status siaga tertinggi kontra-terorisme pekan lalu setelah pembunuhan guru berusia 57 tahun, Dominique Bernard. Tersangka, mantan murid sekolah menengah Gambetta di Arras, adalah warga negara Rusia asal Chechnya.

Pada Jumat (20/10/2023), sebuah sekolah menengah di Grenoble di tenggara dievakuasi untuk kedua kalinya dalam dua hari, dan siswa serta staf juga terpaksa meninggalkan sekolah menengah di Bourg-en-Bresse di timur.

Awal pekan ini, siswa di salah satu sekolah di Toulouse disuruh bersembunyi di bawah meja mereka ketika sebuah paket yang mencurigakan terlihat di depan gedung.

Pihak berwenang telah menangkap beberapa mahasiswa yang mereka curigai berada di balik ketakutan tersebut.

Seorang anak berusia 16 tahun ditangkap pada hari Kamis beberapa jam setelah sekolahnya di Val-d'Oise, utara Paris, dievakuasi. Siswa lain yang dicurigai menyampaikan ancaman hoax ditangkap beberapa jam setelah 1.200 siswa harus meninggalkan lingkungan sekolah mereka.

Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin mengatakan pada Kamis malam bahwa 18 orang, sebagian besar anak di bawah umur, telah ditangkap dalam waktu 48 jam tetapi dia menekankan bahwa Prancis tidak berada dalam ancaman khusus.

Ancaman tersebut dilakukan melalui telepon atau email, melalui situs web yang diluncurkan pada tahun 2020 untuk mengirim pesan langsung kepada petugas polisi, dan dengan menghubungi akun media sosial resmi polisi.

Dupond-Moretti memperingatkan orang-orang yang disebutnya sebagai "pelawak kecil" bahwa mereka akan "ditemukan dan dihukum".

Pihak berwenang menggunakan alamat IP dan nomor telepon untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab. Memberikan ancaman bom palsu adalah kejahatan di Prancis yang dapat mengakibatkan hukuman hingga tiga tahun penjara dan denda 45.000 euro.

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network