JAKARTA, iNewsKarawang.id - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengingatkan bahwa tiga bulan ke depan intensitas bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor diperkirakan meningkat.
Oleh karena itu, Muhadjir mengatakan perlu dilakukan kesiapsiagaan dari pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lainnya untuk memastikan kesiapan personel hingga peralatan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
“Itulah yang menjadi dasar pertimbangan kenapa pagi ini kita melaksanakan apel siaga nasional, kesiapsiagaan nasional untuk menghadapi bencana hidrometeorologi karena 3 bulan kedepan intensitas bencana akan diperkirakan semakin meningkat,” ungkap Muhadjir pada Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi, Rabu (9/11/2022).
Mengingat, BMKG memperkirakan secara umum wilayah Indonesia ini berada pada kategori curah hujan menengah hingga tinggi.
“Kita harus terus siaga karena potensi curah hujan tertinggi akan berlangsung pada puncaknya yaitu pada bulan Desember hingga Januari 2023,” paparnya.
Muhadjir mengungkapkan, dari data BNPB kejadian bencana tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 16% dibanding kejadian bencana tahun 2020. Begitu pula dengan masyarakat yang terdampak dan pengungsi yang mengalami peningkatan sebesar 12%.
Peningkatan kejadian bencana ini tidak terlepas bahwa Indonesia adalah merupakan daerah rawan bencana terbentang pada pertemuan lempeng tektonik, terletak dalam jalur cincin api Pasifik, dan daerah cuaca ekstrem sehingga rawan terhadap bencana terutama bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor badai angin di beberapa wilayah Indonesia.
“Kondisi ini tentunya menjadi bahan pemikiran kita bahwa masih diperlukan upaya yang lebih serius dan lebih maksimal baik di tingkat nasional, daerah, maupun di tengah masyarakat,” katanya.
Sementara itu, pada Oktober lalu BNPB mencatat frekuensi rata-rata bencana rata-rata 70 kali per pekan.
“Bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, cuaca ekstrem, dan longsor telah merenggut korban jiwa tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya yakni 50 orang,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Okezone dengan judul Menko PMK Sebut Tiga Bulan ke Depan Intensitas Bencana Hidrometeorologi Diperkirakan Meningkat
Editor : Faizol Yuhri
Artikel Terkait