get app
inews
Aa Text
Read Next : BRIN Ungkap Ancaman Megathrust Berpotensi Terjadi di Selatan Jawa

BNPB Sebut Peringatan Tsunami Besar di Underpass Bandara YIA, Bukan Menakuti!

Kamis, 27 Maret 2025 | 23:58 WIB
header img
Peringatan Tsunami Besar di Underpass Bandara YIA, BNPB: Bukan Menakuti!

JAKARTA, iNewsKarawang. id-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, menjelang libur Lebaran 2025, peringatan potensi tsunami di wilayah underpass Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) menjadi perhatian utama masyarakat. Khususnya sekitar Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih lanjut Suharyanto pun menegaskan bahwa peringatan dini yang sebelumnya dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Namun, untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

“Ya pemerintahnya tetap akan menyampaikan siaran pers ya, bahwa itu bukan dalam rangka menakut-nakuti, untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” kata Suharyanto kepada awak media di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (27/3/2025).

“Karena kalau misalnya sudah ada informasi seperti itu, ya itu harus hati-hati, dan bencana itu tidak sesuatu yang tiba-tiba terjadi, itu sesuatu kejadian yang berulang,”sambungnya.

Menurut Suharyanto, bencana di dunia termasuk tsunami tidak ada yang bisa memprediksi kapan akan terjadi.

“Ya bencana yang di dunia ini yang tidak bisa diprediksi kapan tepatnya ya gempa bumi tsunami,”imbuhnya.

Namun, kata Suharyanto, untuk kewaspadaan masyarakat harus mengetahui bahwa Indonesia yang terletak di antara 3 lempeng tektonik (Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia) pun berpotensi mendapatkan ancaman tsunami megathrust misalnya di Pacitan, Pelabuhan Ratu, hingga Pandeglang.

“Dan Indonesia kan lempeng-lempengnya sangat besar, ancaman sama megathrust itu misalnya Pacitan, Pelawan Ratu, Pandeglang itu ada ya, tapi kan tidak ada, tidak ada yang bisa memastikan kapan itu terjadi. Nah kita harus meningkatkan kewaspadaan masyarakat,” tegasnya.

Suharyanto mengatakan bahwa Indonesia sudah punya program Desa Tangguh Bencana, bahkan juga punya program dari Bank Dunia IDRIP.

“Artinya BMKG dengan BNPB itu sudah punya kerjasama, BMKG terkait dengan peringatan dini pakai alat-alat itu. Nah kemudian BNPB menyiapkan masyarakatnya, sehingga kalau terjadi dengan tsunami, masyarakat yang sudah dilatih ini bisa segera menyelamatkan diri,”bebernya.

Suharyanto pun menjelaskan bahwa sudah ada skenario-skenario terkait potensi tsunami di sejumlah wilayah seperti di Pandeglang yang dari skenario BMKG bisa terjadi tsunami hingga 8 meter. Dengan skenario ini, kata Suharyanto, masyarakat akan dilatih kesiapsiagaan agar bisa menyelamatkan diri dari bencana.

“Contoh kalau misalnya di Pandeglang itu sampai 8 meter, prediksi ini simulasi ya latihan oleh BMKG, 8 meter itu punya waktu 80 menit untuk menyelamatkan diri, nah itu yang 80 menit yang kita latihkan terus dan tentu saja secara bertahap terus menerus,”ujarnya.

“Masyarakat yang berada di daerah-daerah rawan bencana ini harus memiliki kesadaran yang tinggi bahwa mereka berada di daerah bahaya, kalau terjadi peringatan dari BMKG, segera bisa menyelamatkan diri pada titik-titik yang ditutup,” pungkasnya.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut