get app
inews
Aa Text
Read Next : Mentan dan Menhut Tanam Agroforestri di 17 Provinsi Menuju Swasembada Pangan

Mentan Singgung Ketergantungan Impor, Sikapi Krisis Pangan di Filipina hingga Jepang

Jum'at, 21 Februari 2025 | 15:32 WIB
header img
Mentan Amran Sikapi Krisis Pangan yang Terjadi di Malaysia, Filipina dan Jepang. (Foto: Okezone.com/Kementan)

JAKARTAiNewsKarawang. id-Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyikapi krisis pangan yang melanda Malaysia, Filipina hingga Jepang.

Sepertinya halnya di Jepang, Pemerintah Negeri Sakura untuk pertama kali dalam sejarah, melepaskan 210.000  ton beras dari cadangan darurat satu juta ton akibat lonjakan harga ekstrem.

1. Kondisi Pangan Indonesia

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa Indonesia sampai saat ini masih dalam status aman.

Kendati demikian, meskipun stabilitas ini patut disyukuri, menurutnya Indonesia tidak boleh begitu saja berpuas diri.

Mentan Amran menekankan perlunya Indonesia mempercepat swasembada beras sekaligus memperkuat cadangan pangan nasional. Amran menilai kejadian darurat pangan di negara tetangga menjadi alarm bagi Indonesia untuk bertindak menjaga ketahanan pangan.

2. Waspada Lonjakan Harga Beras

"Kenaikan harga beras di Jepang mencapai 82% dalam setahun, dari ¥2.023/kg (Rp 215.423) menjadi ¥3.688/kg (Rp 393.000). Ini dampak langsung dari gelombang panas ekstrem yang merusak produksi dan mengganggu distribusi,"ujar Mentan Amran, Jumat (21/2/2025).

Menurut Mentan,  kondisi ini bisa terjadi di mana saja jika negara tidak memiliki cadangan pangan yang memadai.

"Negara yang bergantung pada impor beras seperti Filipina dan Malaysia sangat rentan ketika pasokan global terganggu. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketergantungan pada impor bukanlah solusi jangka panjang. Indonesia harus memperkuat produksi dalam negeri,” lanjutnya.

Mentan menyebut Indonesia sendiri dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras terus melakukan penyerapan 3 juta ton beras dari petani dengan acuan HPP gabah Rp.6.500/kg dan membeli beras Rp.12.000 /kg agar menjaga semangat petani untuk bertani.

“Ini langkah strategis. Dengan penyerapan massal, kita tidak hanya memastikan petani mendapatkan harga yang layak, tapi juga memperkuat stok nasional guna menghadapi ketidakpastian global. Indonesia saat ini dalam kondisi pangan yang kuat,” paparnya.

3. Sinergi Antar Kementerian

Selain itu, Mentan Amran juga mendorong agar pihaknya terus mendorong sinergi dengan kementerian lain dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi beras berjalan lancar dan minim kebocoran.

“Kami juga mengajak masyarakat mendukung program cetak sawah baru serta peningkatan produktivitas melalui teknologi pertanian modern,” tambahnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, harga beras medium di Indonesia stabil di kisaran Rp 13.000-Rp 14.000/kg, lebih rendah dibanding puncak harga 2024 yang sempat mencapai Rp 16.000/kg.

Menurut BPS, pada Februari 2024, harga beras di Indonesia mengalami kenaikan dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Harga beras di tingkat penggilingan pada Februari 2024 tercatat di level Rp 14.274/kg.

"Kondisi ini menjadi pengingat bahwa tanpa cadangan yang cukup dan mekanisme stabilisasi yang kuat, kita bisa menghadapi lonjakan harga yang lebih besar di masa depan,” pungkasnya.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut