Potensi minyak dan gas bumi (migas) di perairan Aceh saat ini cukup menjanjikan.
Demikian diungkapkan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto melalui daring acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (25/7/2022).
Hal ini menurutnya terlihat dari beberapa perusahaan migas kelas kakap dunia yang mulai berlomba mencari cadangan di wilayah kerja Andaman, meliputi Andaman I, II, dan III.
"Temuan cadangan migas oleh Premier Oil di Blok Andaman II melalui pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 telah mendapat perhatian beberapa perusahaan migas kelas dunia. Semua mata pun mulai tertuju pada potensi migas di utara Aceh,"jelasnya.
Dia menyebut, Wilayah Kerja Andaman sendiri terdiri dari tiga Blok, yaitu Andaman I yang dikelola Mubadala Petroleum RSC Ltd dengan hak partisipasi 80% sementara Premier Oil 20%.
Dwi membeberkan, Andaman II oleh Premier Oil dengan participating interest sebesar 40% sekaligus menjadi operator, BP 30 persen dan Mubadala Petroleum 30%.
Berikutnya Andaman III oleh Repsol Andaman BV dengan partner perusahaan asal Malaysia yakni Petronas.
"Ada BP, Petronas, Mubadala, Repsol, Premier juga serius di sana. Yang terakhir BP juga mulai melirik North Bali, ini kalau sukses ini suplai jaringan gas yang sudah ada, tidak jauh dengan jaringan Madura ke Jawa, itu bagus untuk industri di Jawa," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan wilayah Andaman kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar dunia.
Terutama jika Repsol selaku operator Blok Andaman III kembali mengulang kesuksesan yang dilakukan oleh Premier Oil di Andaman II.
"Blok Andaman III kan oleh Repsol, kalau ini ketemu juga ini bisa menjadi penemuan besar dunia. Kalau di sana ketemu, menyebarnya ke Thailand karena arahnya ke sana jadi luar biasa kalau ada," pungkasnya
Editor : Boby