Artikel ini akan membahas mengenai pertemanan toxic. Sebagian dari kita mungkin memiliki teman yang toxic. Walaupun toxic, terkadang seseorang sulit untuk meninggalkan karena adanya beberapa hal.
Salah satu alasannya karena memang rasanya sulit untuk menjauhkan diri dan memutus tali pertemanan. Ada juga yang mungkin merasa aneh jika tiba-tiba putus hubungan dengan teman toxic karena terbiasa bersamanya.
Banyak sederet alasan, mengapa seseorang sulit “membuang” teman toxicnya. Apa saja alasannya?
Melansir Cosmopolitan, berikut 6 alasan yang dipaparkan psikolog dan profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas New York, Dr. Irene Levine dan dan psikolog Dr. Susan Heitler, mengapa susah memutuskan hubungan pertemanan dengan teman toxic.
1. Selalu teringat masa lalu
Memori pertemanan yang tersimpan lewat galeri foto, video, atau pun galeri sosial media disebut jadi penghalang nomor satu. Sebab Anda bertendensi untuk selalu mengenang memori tersebut. Tapi ingat, memori indah lewat foto dan video tidaklah cukup untuk mempertahankan teman yang toxic.
2. Ingat kebaikan masa lalu
Teman yang toxic, biasanya manipulatif. Maka tak heran, mereka bersikap manis dan mendukung Anda jika moodnya sedang baik. Tapi jika tidak? Kebalikannya, mereka tak segan-segan jahat atau menghina dan merendahkan diri Anda.
3. Merasa gagal
Dalam artian, timbul perasaan merasa gagal jika memutuskan tali pertemanan dengan teman toxic tersebut. Biasanya didukung perasaan sentimental, Anda sudah berteman lama selama bertahun-tahun. Maka dari itu, merasa seperti orang jahat jika tiba-tiba tak mau lagi berteman dengan mereka.
4. Merasa jahat
Anda merasa jahat jika meninggalkan teman baik Anda meskipun mereka benar-benar toxic. Apalagi jika Anda adalah tipe orang yang punya self-esteem rendah, karena tak bisa membedakan mana teman yang baik dan mana teman yang buruk.
Dokter Levine mengatakan, perasaan ini sangat wajar dirasakan. Didukung pemikiran, teman toxic tersebut akan meneror Anda dengan mempertanyakan kualitas Anda sebagai teman jika Anda meninggalkannya.
Dr. Levine merekomendasikan untuk menghindari pertemuan one-on-one dengan teman toxic tersebut. Gunanya untuk mengindari Anda mendapat perkataan buruk darinya.
Awalnya selalu bersama lalu tiba-tiba sendiri, wajar jika muncul perasaan Anda tiba-tiba cemas menghabiskan waktu sendirian. “Ketakutan selalu sendiri adalah banyak alasan seseorang untuk tetap mempertahankan berteman dengan orang yang toxic,” kata dr. Levine.
Ingat, dengan punya waktu dan ruang lebih banyak untuk diri sendiri berarti Anda punya kesempatan melakukan aktivitas baru, bertemu orang-orang baru yang baik dan menyenangkan untuk diajak bergaul. Jadi, jangan takut buang teman toxic-mu ya!
Editor : Boby
Artikel Terkait