Berbuka puasa di bulan Ramadhan biasanya identik dengan gorengan. Selain memiliki rasa yang enak, gorengan juga dapat menjadi makanan pengganjal perut.
“Namun tanpa disadari, kita suka berbuka puasa dengan makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti gorengan, daging berlemak, jeroan, junk food, atau makanan tinggi lemak jenuh lainnya, seperti makanan atau minuman bersantan sebagai reward setelah berpuasa selama belasan jam. Alhasil, kadar kolesterol jahat dalam tubuh pun meningkat,” kata Dokter Spesialis Gizi Klinis di RS Siloam Kebon Jeruk dr Sheena R Angelia.
Dia pun menjelaskan bagaimana dampaknya kepada tubuh bila kolesterol jahat atau LDL meningkat.
“Jika jumlah kolesterol dalam tubuh terlalu banyak atau tidak ada keseimbangan antara LDL dan HDL, justru membawa dampak buruk dan menimbulkan berbagai penyakit seperti penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung, dan hipertensi,” ujarnya.
Dia mengatakan, di tahap awal memang tidak ada gejala khusus saat kadar kolesterol di tubuh meningkat. Namun jika kadar kolesterol sudah lebih dari 200 mg/dL, biasanya muncul berbagai gejala tidak nyaman seperti sering sakit kepala, tengkuk hingga bahu terasa pegal dan kaku, nyeri pada persendian.
Lalu munculnya benjolan pada tendon persendian (Xanthoma), dan gumpalan-gumpalan seperti jerawat di bawah kelopak mata (Xanthelasma).
“Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kadar kolesterol, mulai dari mengadopsi pola makan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, dan tinggi serat. Kemudian, kita disarankan juga mengurangi konsumsi makanan-makanan dengan kandungan lemak jenuh yang berpotensi meningkatkan kadar kolesterol,” kata dr Sheena.
Di samping menjaga pola makan ketika berbuka dan sahur, penting juga meningkatkan aktivitas fisik serta tetap berolahraga selama 15-30 menit, sebanyak 3-5 kali seminggu secara rutin. “Plus, hindari merokok dan pengelolaan stress juga harus diperhatikan,” pungkasnya.
Editor : Boby
Artikel Terkait