KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Status siaga darurat hidrometeorologi di Jawa Barat resmi diperpanjang mulai 15 September 2025 hingga 30 April 2026 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025. Menyikapi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan sejak dini, termasuk di lingkungan sekolah.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang, Fery Muharram, mengatakan siswa menjadi bagian penting dalam upaya mitigasi bencana. Karena itu, BPBD mendorong terbentuknya Sekolah Tangguh Bencana di seluruh wilayah Karawang.
"Selain desa tangguh, kami juga ingin setiap sekolah memiliki sistem mitigasi bencana. Edukasi sejak dini itu penting supaya anak-anak tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana,” kata Fery, Rabu (8/10/2025).
Menurut Fery, kegiatan simulasi akan disesuaikan dengan potensi bencana di wilayah masing-masing. Untuk sekolah di pesisir utara, misalnya, edukasi lebih difokuskan pada evakuasi banjir rob dan abrasi pantai. Sementara sekolah di wilayah selatan mendapat pelatihan menghadapi gempa dan pergerakan tanah.
"Kalau di utara, kami latih siswa mengenali titik kumpul dan jalur evakuasi aman ketika banjir rob datang. Di selatan, siswa diajarkan cara berlindung saat gempa dan mencari tempat terbuka agar terhindar dari reruntuhan,” jelasnya.
Fery juga mengatakan, pendekatan kepada siswa dilakukan melalui program Koordinasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Program ini tidak hanya memberi pengetahuan dasar tentang bencana, tapi juga menanamkan sikap tangguh dan tidak panik saat menghadapi kondisi darurat.
"Anak-anak harus tahu bahwa bencana bukan hanya banjir. Ada juga kekeringan, angin kencang, bahkan pergerakan tanah. Dengan pengetahuan itu, mereka bisa melindungi diri dan membantu orang lain,” ujarnya.
Fery menyebut, BPBD Karawang terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, sekolah-sekolah, dan relawan untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia dan peralatan mitigasi di lapangan.
"Kami ingin kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga bagian dari kebiasaan di lingkungan sekolah,” tegasnya.
Di akhir, Fery berpesan agar para pelajar tetap waspada namun tidak panik. Fery juga mengingatkan agar pelajar maupun guru melakukan mitigasi lebih awal.
"Kalau terjadi keadaan darurat di sekolah, segera ikuti arahan guru dan petugas. Jangan berlarian sembarangan. Laporkan juga ke pihak sekolah jika melihat tanda-tanda bencana,” pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait