Cara Pertamina Selamatkan Terumbu Karang Dengan Otak Jawara

Nila Kusuma
Cara Pertamina Selamatkan Terumbu Karang Dengan Otak Jawara. Foto : Istimewa.

KARAWANG, iNEWSKarawang.id - Perairan Tangkolak di Desa Sukakerta Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang sempat ramai didatangi sejumlah orang dari dalam hingga luar negeri. Itu terjadi sekitar tahun 80 hingga 90 an lalu. 

Mereka mendatangi perairan Tangkolak hendak berburu harta karun dari kapal dagang belanda yang tenggelam di perairan tersebut di masa penjajahan Belanda. 

Namun akibat perburuan harta karun tersebut berdampak kepada rusaknya habitat terumbu karang didalam laut. Akibat rusaknya terumbu karang itu pendapatan nelayan sekitar Kecamatan Cilamaya Wetan turun drastis. Ikan dan hewan laut lainnya menghilang dan tangkapan nelayan turun sekitar 60 persen dari sebelumnya.

Perairan Tangkolak yang sempat di kenal dunia karena harta karun peninggalan Belanda saat menjajah Indonesia. Kapal Kongsi Dagang Hidia Timur (VOC) diduga karam di perairan Tangkolak. 

Didalam kapal yang karam itu diduga sedang mengangkut barang berharga seperti koin, keramik dan harta lainnya. Harta karun tersebut menjadi magnet bagi pemburu harta karun dari berbagai belahan dunia. Tidak sedikit kapal asing datang ke perairan Tangkolak untuk mendapatkan harta karun.

Diduga para pemburu harta karun berhasil memboyong harta berharga tersebut ke negaranya. Harta karun yang tenggelam di perairan Tangkolak tidak hanya satu kapal tapi banyak kapal  dagang VOC yang karam.

Semula warga setempat melihat aksi perburuan harta karun oleh para pemburu bisa mendapatkan rejeki sehingga warga memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para pemburu. Bahkan para pemburu disambut ramah ketika para pemburu datang ke desa mereka. 

Apapun kebutuhan para pemburu ini dipenuhi oleh warga setempat seperti makanan,.minuman bahkan hingga soal bahan bakar. Tidak ada satupun dari para warga setempat berfikir jika keberadaan para pemburu harta karun akan merugikan mereka.

Melihat maraknya orang berburu harta karun sehingga pemerintah kabupaten Karawang segera melakukan penelitian khusus kondisi lingkungan di perairan Tangkolak. Dari hasil penelitian itu Pemkab Karawang yang saat itu dipimpin Bupati Cellica Nurrachadiana menetapkan perairan Tangkolak harus bersih dari pemburu harra karun.

Bahkan perairan Tangkolak ditetapkan sebagai museum bawah laut Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT). Perairan Tangkolak kemudian di tutup untuk aksi perburuan harta karun kapal tenggelam pada tajun 2012 lalu.

Pemkab Karawang menutup perairan Tangkolak karena sudah melihat langsung kerusakan yang terjadi didalam laut Tangkolak. Ribuan hektar terumbu karang rusak sehingga hewan laut disekitarnya hilang.

Masyarakat sekitar juga merusak terumbu karang untuk kebutuhan pembangunan rumah mereka. Terumbu karang dijadikan pondasi untuk memperkuat rumah warga di sekitarnya. Melihat itu pemerintah menurunkan petugas kecamatan setempat untuk melakukan sosialisasi agar terumbu karang disekitarnya tidak dirusak oleh warga.

Kebijakan Pemkab Karawang menutup perairan Tangkolak dari perbururuan harta karun kapal tenggelam tidak otomatis menyelesaikan masalah. Karena sejumlah warga masih memburu harta karun di kuburan kapal tenggelam. Selain itu warga setempat juga memburu terumbu karang dengan cara tradisional. Menyelam dengan cara tradisional ini mengundang bahaya buat warga sekitar.

Kalau biasanya menyelam dengan menggunakan tabung oksigen tapi warga malah menggunakan kompresor. Warga menggunakan perahu mengangkut kompresor kemudian warga menyelam dan selang kompresor digunakan untuk mengambil oksigen. Kondisi ini membahayakan kesehatan warga yang menyelam.

Salah seorang warga, Darma Saputra (37) mengatakan warga mendapat pengetahuan menyelam dengan konpresor berasal dari pendatang yang berburu harta karun. Kemudian ilmu tersebut diterapkan warga ketika mengambil terumbu karang. 
Cara kerjanya mereka kelaut menggunakan kapal berjumlah empat orang.

Kemudian 2 orang menyelam dan dua orang lagi diatas kapal sambil menjaga kompresor. Selang angin dari kompresor kemudian dialirkan.ke mulut penyelam yang berada didalam laut. 

"Penyelam didalam air itu bernafas dari aliran angin kompresor ke mulut mereka. Padahal sudah ada korban menghirup kompresor didalam laut. Namun para penyelam itu tidak pernah kapok," kata Darma saat bertemu di perairan Tangkolak.

Menurut Darma saat didalam air penyelam itu membawa.pahat dan palu kemudian.alat tersebut digunakan untuk mencongkel terumbu karang. Terumbu karang yang kecil-kecil banyak dicari untuk dijual.

"Ukuran kecil harga jualnya antara Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu. Dalam seminggu bisa kumpul 1 truk penuh dan laku dijual," katanya.

Menyelam menggunakan kompresor memang lebih murah dibandingkan menggunakan oksigen. Menggunakan oksigen diharuskan memakai alat scuba lengkap dengan oksigen mengeluarkan biaya Rp 30 juta. Jika menggunakan kompresor hanya Rp 8 juta.

"Biaya menyelam lebih murah dengan kompresor makanya nelayan lebih suka itu karena murah,"katanya.


Kitab Tua Laut Tangkolak, Dari Halaman yang Robek Menuju Bab Penebusan. Foto : iNewskarawang.id/Frizky Wibisono.

Berdasarkan data dari ahli terumbu karang
Institut Pertanian Bogor (ITB), DR. IR. Wazir Mawardi menyebutkan luas area terumbu karang mencapai 4.020 hektare.

Dari jumlah itu kerusakan terumbu karang lebih dari separuhnya. Dampak yang terjadi yaitu nelayan menjadi sulit mendapatkan ikan dan hewan laut lainya. Hasil tangkapan nelayan menjadi surut dari sebelumnya melimpah ruah.

Kondisi perairan Tangkolak menarik perhatian Pertamina Hulu Energi Offshore Nort West Java (PHE ONWJ) yang memberikan jalan keluar untuk mengatasi kerusakan terumbu karang. 

Setelah melakukan penelitian di perairan Tangkolak, Pertamina kemudian mengeluarkan program Otak Jawara (Orang Tua Asuh Karang si Laut Jakarta dan Jawa Barat). Melalui program Otak Jawara Pertamina PHE ONWJ mengembalikan habitat terumbu karang melalui tranpalansi.

Program ini bukan hanya menyelamatkan terumbu karang sekaligus juga membangun ekonomi masyarakat. Karena jika terumbu karang sudah dipulihkan otomatis tangkapan ikan akan lebih banyak sehingga ekonomi nelayan akan lebih baik lagi. Jika terumbu karang pulih maka pariwisata juga dapat lebih baik lagi.

Pertamina PHE ONWJ melalui program Otak Jawara membuat 770 modul tranpalasi terumbu karang dan 3.749 fragmen karang sampai tahun 2025 ini. Modul tersebut dibuat kemudian ditaruh didalam laut kemudian terumbuj karang tumbuh diatas modul tersebut. Hasilnya terumbu karang mulai terliihat tumbuh cantik didalam.laut.

Sementara itu Bupati Karawang, Aep Syaepuloh mengapresiasi pihak yang peduli dengan kerusakan terumbu karang. Menurutnya Karawang kaya akan terumbu karang. 

Namun masyarakat sekitar kurang menjaga dengan baik. Ada 11 titik terumbu karang dilaut karawang. Namun dia mengakui jika terumbu karang di perairan Tangkolak mengalami kerusakan parah. Makanya dia apresiasi lengkah Pertamina PHE ONWJ memperbaiki terumbu karang di Tangkolak.

Editor : Frizky Wibisono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network