KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menambah jumlah siswa per kelas hingga 50 orang dikeluhkan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMAN 5 Karawang, Abdul Rohim.
Ia menyebut jumlah siswa kelas X di SMAN 5 Karawang yang mencapai 44–46 orang menyulitkan proses belajar mengajar sehingga menimbulkan efek jangka panjang seperti penurunan kualitas siswa.
"Dengan jumlah sebanyak ini, saya sebagai guru merasa kewalahan mengkondisikan kelas. Apalagi ada siswa yang hiperaktif dan cenderung ribut, itu cukup mengganggu suasana belajar,”kata Abdul Rohim, Jumat (25/7/2025).
Rohim menyebut kondisi ruang kelas yang panas karena minim ventilasi semakin memperburuk keadaan. Guru pun harus berbicara lebih keras dan menguras energi.
Selain itu, katanya melanjutkan, jika kebijakan ini tetap berlanjut bisa berpotensi menimbulkan efek buruk jangka panjang seperti penurunan kualitas siswa.
"Kalau tidak segera dikaji ulang, kualitas siswa bisa menurun karena materi tidak tersampaikan secara optimal,”katanya.
Menurutnya, jumlah siswa yang lebih sedikit, seperti 36 orang, membuat proses belajar jauh lebih kondusif.
"Anak-anak yang tadinya bisa fokus, sekarang jadi terdistraksi. Ini jelas menurunkan efektivitas pembelajaran,”ujarnya.
Rohim juga menyoroti minimnya fasilitas kelas. "Kita kekurangan kipas angin, jadi ruangan terasa gerah dan tidak nyaman. Ini memengaruhi semangat belajar siswa,” katanya.
Rohim berharap pemerintah bisa turun langsung melihat dan ikut merasakan kondisi yang terjadi di lapangan.
"Kebijakan ini perlu ditinjau kembali demi pembelajaran yang lebih efektif, baik bagi guru maupun siswa,”pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait