"Orang Tua Asuh Karang Laut" Harapan Laut Utara Jakarta dan Jabar Kembalikan Kekayaan Hayati

Frizky Wibisono
"Orang Tua Asuh Karang Laut" Harapan Laut Utara Jakarta dan Jabar Kembalikan Kekayaan Hayati. Foto : iNewskarawang.id/Frizky Wibisono.

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Laut utara Karawang kembali menunjukkan harapan lewat program rehabilitasi terumbu karang bertajuk Orang Tua Asuh Karang Laut Utara Jakarta dan Jawa Barat (Otak Jawara). 

Program yang diinisiasi oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) ini resmi diluncurkan di Dusun Tengkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. 

Program ini membawa semangat kolaborasi antara ahli, masyarakat pesisir, dan pemangku kepentingan dalam mengembalikan kekayaan hayati bawah laut yang selama ini nyaris terlupakan.

Dr. Ir. Wazir Mawardi, M.Si., ahli terumbu karang dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam keterangannya mengungkapkan bahwa keberadaan terumbu karang bukan sekadar soal estetika laut, tetapi merupakan benteng alami yang menjaga garis pantai dari abrasi serta menjadi habitat penting bagi biota laut, termasuk tempat bertelur, bermain, dan pembesaran ikan.

"Terumbu karang itu bukan hanya soal keindahan, tapi soal keberlangsungan hidup. Di tengah tekanan berat akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia, kita tidak bisa hanya jadi saksi kerusakan, tapi harus jadi pelaku rehabilitasi,"tegas Wazir.

Program Otak Jawara dimulai sejak 2022 dan telah membuahkan hasil signifikan. Dari 400 lebih bibit karang yang ditanam, 90% berhasil tumbuh subur meski perairan Sendulang dikenal memiliki visibilitas rendah dan tingkat sedimentasi tinggi. 

Salah satu kunci keberhasilan program ini adalah inovasi media tanam berbentuk kaki tiga yang disebut Paranje. Struktur ini tidak hanya stabil terhadap ombak, tetapi juga memiliki lorong-lorong sebagai tempat bertelur dan berlindung bagi ikan.

“Dulu saya sendiri tak yakin di Tengkolak ini ada terumbu karang. Airnya keruh, jarak pandang cuma 1 meter. Tapi ternyata ada! Bahkan struktur karangnya besar-besar, menandakan usianya sudah ratusan tahun,” ungkap Wazir terkejut saat pertama kali meneliti kawasan ini.

Tidak hanya transplantasi, tim juga mengidentifikasi jenis-jenis karang lokal seperti acropora dan paktites, serta mendorong diversifikasi jenis untuk meningkatkan kekayaan hayati. 

Upaya ini dipadukan dengan pendekatan edukatif kepada masyarakat, termasuk generasi muda agar mengenal bahwa terumbu karang adalah makhluk hidup, bukan batu mati.

General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama menjelaskan dalam sambutanya, program otak jawara bukan sekadar program biasa. Ini adalah bentuk komitmen jangka panjang kami untuk pelestarian lingkungan laut, dengan melibatkan akademisi, praktisi, dan warga lokal.

Kini, setelah memasuki tahun keempat, program Otak Jawara mulai menunjukkan potensi mandiri. Harapannya, tahun kelima nanti masyarakat lokal bisa sepenuhnya menjalankan kegiatan ini secara berkelanjutan, dengan semangat gotong royong dan inovasi.

Program ini juga membawa perubahan besar di tengah masyarakat. Plt Kepala Desa Sukakerta, Nurhasan, dalam testimoninya menyatakan bahwa masyarakat yang dulunya menjadi pelaku kerusakan laut, kini bertransformasi menjadi pelaku pelestarian.

“Saya bertemu dengan orang-orang yang tulus peduli. Laut dan mangrove kini lebih baik. Ini bukan hanya proyek, tapi gerakan perubahan,” ujarnya.

Editor : Frizky Wibisono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network