KARAWANG, iNews.id - Pedagang gorengan di sepanjang jalan Pancawati-Cengkong tepatnya di Kecamatan Purwasari, mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng. Hal itu dirasakannya sejak awal tahun 2022.
Padahal, minyak goreng merupakan kebutuhan pokok bagi mereka dalam menjajakan dagangannya.
"Iya kami jujur kesulitan mendapatkan minyak goreng. Di setiap agen bahkan minimarket kita udah jarang," kata Titin (43) yang tengah berjualan onde-onde dan molen mini, Kamis, (17/3).
Selain langka, minyak goreng juga kini di jual dengan harga tinggi. Bahkan, untuk pembelian pun di setiap distributor dibatasi.
"Sudah langka, harga minyak goreng kemasan yang 2 Liter 48 Ribu sejak dua hari lalu," imbuhnya.
Bagi tukang gorengan kondisi seperti ini sangat mencekik. Pasalnya, kebutuhan minyak goreng bagi tukang gorengan seperti dirinya bisa menghabiskan 2 liter dalam setiap harinya.
"Ya walaupun kemarin memang ada bantuan dari pemerintah berupa subsidi minyak goreng dengan harga sesuai dengan HET. Tapi kondisi seperti saat ini jelas mencekik banget buat kami yang berpenghasilan tak menentu disetiap harinya," ungkap dia.
Selain itu, Titin juga mengatakan, efek pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap penjualan gorengan.
"Iya berpengaruh, apalagi saya punya anak yang lagi kuliah. Hasil penjualan saya harus di bagi untuk menutupi kebutuhan hidup dan juga menabung buat biaya anak. Sebulan sekali tabungannya dibongkar. Ya mau gimana lagi kan yah," cetusnya
Untuk itu, dirinya berharap agar pemerintah segera menindaklanjuti permasalahan tersebut.
"Saya berharap harga minyak goreng bisa kembali normal. Minimalnya, penjualan minyak goreng oleh distributor harganya bisa dibedakan antara kami para pedagang dan Ibu-ibu rumah tangga," pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait