KARAWANG, iNewsKarawang.id – Ledakan terjadi di smelter titanium milik PT Monokem Surya di Karawang, Senin (16/12/2024) sekitar pukul 08.30 WIB. Insiden ini menewaskan dua pekerja, sementara satu lainnya mengalami luka-luka dan saat ini masih menjalani perawatan.
Kapolres Karawang, AKBP Edwar Zulkarnain, melalui Kasi Humas Ipda Solihkin, menyatakan bahwa penyebab ledakan masih dalam tahap penyelidikan.
"Diduga, ledakan berasal dari bahan jenis titanium yang digunakan dalam proses pembuatan besi,” ungkap Sholihkin kepada pewarta, Rabu,(18/12/2024).
Ia juga menjelaskan, Tim gabungan dari Polsek Rengasdengklok dan tim Inafis Polres Karawang telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Untuk sementara, lokasi ledakan dinyatakan status quo dan telah dipasangi garis polisi.
“Produksi di area smelter dihentikan sementara waktu. Kami masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dari tim Reskrim,” tambah Solihkin.
Dikabarkan sebelumnya, Dua pekerja PT Monokem Surya, Kasyanto (29) dan Achmad Lutfi Pamungkas (27), meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Primaya Karawang.
Keduanya diduga menjadi korban ledakan smelter titanium yang terjadi di PT Monokem Surya pada Senin (16/12/2024) sekitar pukul 08.00 pagi.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Kasyanto dan Lutfi dikenal sebagai sosok baik di mata keluarga, rekan kerja, dan tetangga. Suasana haru menyelimuti keluarga mereka setelah kabar duka diterima.
Keduanya sempat dirujuk dari Rumah Sakit Hastin ke Rumah Sakit Primaya Karawang karena mengalami luka bakar hampir di seluruh tubuh. Sementara itu, seorang korban lain yang menderita luka bakar pada bagian kaki masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Hastin Rengasdengklok.
Rino, kakak ipar almarhum Kasyanto, mendesak pihak PT Monokem Surya bertanggung jawab atas insiden ini. Ia menegaskan bahwa ledakan terjadi saat adiknya sedang bekerja.
“PT Monokem Surya harus bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujar Rino kepada wartawan di ruang tunggu pasien Rumah Sakit Primaya Karawang, Selasa (17/12/2024).
Ia juga menggambarkan kondisi Kasyanto yang mengenaskan akibat luka bakar parah. Seluruh tubuh korban dibalut perban, membuat Rino sulit menahan kesedihan.
“Saya tidak sanggup melihat kondisi Kasyanto. Lukanya sangat parah. Tapi saya tetap memaksakan diri untuk melihat langsung meski sangat prihatin,” tandasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait